text

KESEHATAN ADALAH HAK SETIAP MANUSIA YANG HARUS DIPENUHI

Jumat, 29 November 2013

MAKALAH GLOBAL WARMING

MAKALAH GLOBAL WARMING

By  | October 6, 2011

MAKALAH GLOBAL WARMING

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
 Latar belakang disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen pengajar. Makalh ini membahas tentang Pemanasan global atau global warming. Makalah ini disusun berdasarkan tentang perbincangan yang sedang hangat dibicarakan oleh dunia. Pemanasan global belum menemukan titik terang dalam penanggulangannya. Disini penulis berusaha menerangkan materi yang dibutuhkan sebagai referensi agar dapat menyempurnakan topik yang akan diperbincangkan.
2.2 identifikasi masalah
            Timbulnya masalah pemanasan global yang merupakan masalah lingkungan
ini telah menimbulkan berbagai macam pertanyaan, yaitu penyebab, keberadaan dan dampak yang diakibatkan dari pemanasan global tersebut. Pertanyaan-pertanyaan seputar masalah  pemanasan global ini dapat
diuraikan dalam beberapa bagian :
1.      pengertian global warming?
2.      penyebab global warming?
 Pemanasan global ini mengakibatkan berbagai dampak, baik dampak positif maupun negatif. Tanpa adanya pemanasan global, tidak akan ada kehidupan di dunia karena suhu di bumi yang rendah dan manusia tidak akan bisa  hidup dalam kondisi suhu yang rendah. Pemanasan global telah meningkatkan suhu bumi sampai suhu rata-ratanya mencapai 60o Fahrenheit. Namun, pemanasan global menjadi permasalahan dan masih menjadi perdebatan ketika konsentrasi gas efek rumah kaca dalam atmosfer mengalami peningkatan.
  2.3 pembatasan masalah
  2.4 Tujuan Penelitian
Tujuan secara umum dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pemanasan global ini telah terjadi dan penyebabnya.
Semua ini masih menjadi pertanyaan bagi manusia karena sampai sekarang masih belum mendapatkan penyebab yang pasti dari pemanasan global ini dan manusia juga ingin mencari kebenaran mengenai efek dari pemanasan global yang akan dialami oleh manusia atau makhluk hidup serta dampak bagi lingkungan.
Jika pemanasan global ini terjadi, maka efek yang ditimbulkan bukan hanya dialami oleh manusia saja tetapi juga semua makhluk hidup di sekitarnya, seperti meningkatnya suhu di permukaan bumi menyebabkan kekeringan, dengan demikian akibat dari kekeringan ini selain dialami manusia juga oleh hewan dan tumbuhan dimana tumbuhan akan menjadi layu karena kekurangan air dan sebagainya. Oleh karena itu, melalui penelitian ini diharapkan agar manusia mengurangi aktifitas yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global seperti mengadakan kegiatan rumah kaca, pembakaran zat-zat yang dapat menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat, dan lain-lain.
2.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat-manfaat yang dapat kita peroleh dari penelitian pemanasan
global ini adalah :
  • Untuk mengetahui secara jelas apa pemanasan global itu.
  • Untuk mengetahui penyebab terjadinya pemanasan global.
  • Untuk mengetahui dampak secara umum yang akan dialami oleh manusia
  • sendiri maupun makhluk hidup dan lingkungan di sekitarnya.
  • Untuk mengetahui efek yang akan dialami apabila terjadi perubahan iklim akibat dari pemanasan global.
  • Untuk dapat mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh manusia untuk dapat mencegah lebih lanjut pemanasan global tersebut.








BAB 2
GLOBAL WARMING

2.1 PENGERTIAN GLOBAL WARMING
Pemanasan global / Global warming adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Meningkatnya temperatur global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya muka air laut, meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi.
Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis hewan. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dsb).
Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi : (a) gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai, (b) gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara (c) gangguan terhadap permukiman penduduk, (d) pengurangan produktivitas lahan pertanian, (e) peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dsb). Dalam makalah ini, fokus diberikan pada antisipasi terhadap dua dampak pemanasan global, yakni : kenaikan muka air laut (sea level rise) dan banjir.

2.2 PENYEBAB TERJADINYA GLOBAL WARMING
A.     Efek Rumah Kaca
Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomenapeningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas. Berbagai literatur menunjukkan kenaikan temperatur global – termasuk Indonesia – yang terjadi pada kisaran 1,5–40 Celcius pada akhir abad 21.
Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi, akibat jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya.
 B.     Variasi Matahari
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.
C.     Dampak Global Warming
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim cuaca, tinggi permukaan air laut, hilangnya pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utaradari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerahdaerahlain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan
mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah daerah  yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi.
Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer.
Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akanmembentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya mataharikembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan.Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1% untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telahmeningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebihsering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah.
Akibatnya beberapa daeraakan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang danmungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperolehkekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan denganpemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi.Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
Tinggi Permukaan LautPerubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabilsecara geologi. Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akanmenghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaanlaut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland,yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telahmeningkat 10-25 cm (4 – 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCCmemprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 – 35 inchi) pada abad ke-21.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah
pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda,
17,5% daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit
pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air
pasang akan meningkat di daratan.Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungidaerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukanevakuasi dari daerah pantai. Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangatmempengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkanseparuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akanterbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikanmuka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida Everglades.
Selain itu dengan adanya pemanasan global suhu permukaan air laut menjadi lebihhangat, sehingga meningkatkan tekanan bagi ekosistem laut seperti batu karang yangmenjadi putih. Pada proses ini karang-karang melepaskas ganggang yang memberikan warna dan makanan pada karang, sehingga karang menjadi putih dan mati.
Peningkatan suhu air juga membantu menyebarkan penyakit-penyakit yang sangat
mempengaruhi kehidupan mahkluk-mahkluk di dalam laut.
Pertanian Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebihbanyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapatempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungandari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam.
Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulanbulan masa tanam.Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yanglebih hebat.
Hewan dan Tumbuhan. Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini.
Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah. Beberapa spesies sangat sulit untuk dapat bertahan di habitatnya sekarang. Beberapa tanaman bunga tidak dapat berbunga tanpa mengalami musim dingin yang benar-benar dingin. Dan kegiatan manusia telah mempersulit tumbuhan dan binatang untuk mencapai habitat barunya bahkan tidak memungkinkan bagi tumbuhan dan binatang untuk mencari habitat baru.
Kesehatan Manusia.Di dunia yang hangat, para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak orang yangterkena penyakit atau meninggal karena stress panas. Wabah penyakit yang biasaditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah kedaerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45 persen penduduk duniatinggal di daerah di mana mereka dapat tergigit oleh nyamuk pembawa parasit malaria;persentase itu akan meningkat menjadi 60 persen jika temperature meningkat.
Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar seperti malaria, seperti demam dengue, demam kuning, dan encephalitis.
Para ilmuan juga memprediksimeningkatnya insiden alergi dan penyakit pernafasan karena udara yang lebih hangatakan memperbanyak polutan, spora mold dan serbuk sari. Penderita kanker kulit jugameningkat. Gelombang panas yang terus menerus dapat menyebabkan penyakit dankematian. Banjir dan kekeringan meningkatkan kelaparan dan kekurang gizi. Gejalayang sangat jelas terlihat dari pemanasan global adalah berubahnya iklim. Contohnya,hujan deras masih sering datang meski sudah memasuki bulan yang seharusnya sudahterhitung musim kemarau.
Menurut perkiraan, dalam 30 tahun terakhir pergantian musim kemarau ke musim penghujan terus bergeser, dan kini jaraknya berselisih nyaris sebulan dari keadaan normal.Serangkaian bencana alam yang terjadi beberapa tahun terakhir ini seperti banjir, kebakaran hutan, longsor, kekeringan, erosi besar-besaran semuanya berhubungan dengan parahnya keadaan hutan kita.Kebakaran hutan yang disebabkan oleh konsesi dan perkebunan telah menobatkan
Indonesia sebagai negara pengemisi gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia,” Indonesia pantas malu karena telah menjadi negara terbesar ke-3 di dunia sebagai penyumbang gas rumah kaca dari kebakaran hutan dan pembakaran lahan gambut yang diubah menjadi pemukiman atau hutan industri. Jika kita tidak bisa menyelamatkan hutan mulai dari sekarang, diperkirakan 5 tahun lagi hutan di Sumatera akan habis, 10 tahun lagi hutan Kalimantan yang habis, dan 15 tahun lagi seluruh hutan di Indonesiatidak akan tersisa dan disaat itulah kita semua tidak bisa lagi menghirup udara bersih.
D.     Cara mengatasi Global Warming
Para ilmuwan mempelajari cara-cara untuk membatasi pemanasan global. Kunci utamanya adalah: Membatasi emisi CO2 Tehnik yang efektif untuk membatasi emisi karbon ada dua yakni mengganti energi minyak dengan sumber energi lainnya yang tidak mengemisikan karbon dan yang kedua penggunaan energi minyak sehemat mungkin.
Energi alternatif yang dapat digunakan diantaranya angin, sinar matahari, energy nuklir, dan panas bumi. Kincir angin dapt merubah energi angin menjadi energi listrik. Sinar matahari juga dapat dirubah menjadi energi listrik atau sumber panas yang bias dimanfaatkan seperti pemanas air, kompor matahari, dll. Energi panas bumi bias dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik.
Sumber energi alternatif memang lebih mahal dibanding energi minyak namun penelitian lebih lanjut akan membantu untuk lebih menekan biaya. Emisi CO2 dapat dikurangi jika mobil-mobil bisa lebih hemat bahan bakar. Para ilmuwan dan insinyur telah bekerja untuk menciptakan mesin yang hemat bahan bakar. Penemuan-penemuan telah mengembangkan alat untuk menggantikan mesin pembakaran atau menggunakan mesin yang lebih kecil. Sebuah mobil dengan tenaga batery listrik telah memasuki pasar, tetapi masih dilengkapi dengan mesin kecil berbahan bakar minyak.
Bahan bakar sel yakni sebuah alat yang mampu merubah energi kimia menjadienergi listrik bisa dikembangkan untuk mobil-mobil di masa depan. Menyembunyikan karbon yang juga membantu mencegah karbon dioksida memasuki atmosfer atau mengambil CO2 yang ada. Menyembunyikan karbon dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dibawah tanah atau penyimpanan air tanah dan penyimpanan didalam tumbuhan hidup.
Bawah tanah atau air bawah tanah bisa digunakan untuk menyuntikkan emisi CO2ke dalam lapisan bumi atau ke dalam lautan. Lapisan bumi yang dapat digunakan adalah penyimpanan alami minyak dan gas bumi di tambang-tambang minyak. Dengan memompakan CO2 kedalam tempat-tempat penyimpanan minyak di perut bumi akan membantu mempermudah pengambilan minyak atau gas yang masih tersisa. Hal ini bisa menutupi biaya penyembunyian karbon. Lapisan garam dan batubara yang dalam juga bisa menyembunyikan karbon dioksida.
Lautan juga dapat menyimpan banyak karbon dioksida, tetapi para ilmuwan belumdapat menetapkan pengaruhnya terhapad lingkungan hidup di dalam laut. Tumbuhan hijau menyerap CO2 dari udara untuk tumbuh. Kombinasi karbon dari CO2 dengan hidrogen diperlukan untuk membentuk gula sederhana yang disimpan di dalam jaringan. Setelah tanaman mati maka tubuhnya akan terurai dan melepaskan CO2. Ekosistem dengan tumbuh-tumbuhan yang berlimpah seperti hutan atau perkebunan dapat menahan lebih banyak karbon, tetapi generasi manusia yang akan datang harus tetap menjaga ekosistem agar tetap utuh, jika tidak maka karbon yang disimpan dalam tanaman akan lepas kembali ke atmosfer.
Adapun tindakan yang dapat kita lakukan dalam upaya mengantisipasi pemanasan global adalah dengan mengubah perilaku sehari-hari agar hemat energi. Antara lain dengan cara berikut: a. Menghemat listrik. Contohnya gunakan televise seperlunya, Biasakan mematikan televisi bila tidak digunakan, demikian pula dengan perangkat lainnya seperti DVD, HiFi dan Home Theater, gunakan seterika listrik yang menggunakan sistem pengatur panas otomatis dan aturlah tingkat panas yang diperlukan sesuai dengan bahan pakaiannya, ganti bohlam lampu dengan jenis CFL dan bersihkan lampu karena debu dapat mengurangi tingkat penerangan hingga 5%.
Jikamenggunakan AC, tutup pintu dan jendela selama AC menyala dan atur suhu secukupnya atau sekitar 21-24ºC lalu matikan AC jika tidak digunakan. c. Tanam pohon sebanyak mungkin di lingkungan anda. d. Menjemur pakaian diluar, karena angin dan panas lebih baik dari pada menggunakan mesin dryer (pengering) yang banyak mengeluarkan emisi karbon. e. Gunakan kendaraan umum yang bebas emisi. Bike for work salah satu alternatifnya. f. Menghemat penggunaan kertas, karena bahan bakunya berasal dari kayu. g. Say no to plastic, karena hampir semua sampah plastic menghasilkan gas yang berbahaya ketika dibakar (plastic tersebut didaur ulang)
BAB 3
PENUTUP
  1. Kesimpulan
    1. Pemanasan global merupakan akibat dari aktivitas manusia yang cenderungpossibleistik (manusia dapat mengubah alam). Aktivitas ini lah yang memacupeningkatan emisi gas rumah kaca ke atmosfer.
    2. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahanyang lain seperti meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim cuaca,tinggi permukaan air laut, hilangnya pantai, dan lain-lain.
    3. Pemanasan global merupakan akibat dari aktivitas manusia yang cenderung possibleistik (manusia dapat mengubah alam). Aktivitas ini lah yang memacu peningkatan emisi gas rumah kaca ke atmosfer.
  1.  Saran
Sebagai salah satu makhluk yang tinggal di bumi, kita seharusnya bisa bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada tempat kita tinggal yaitu bumi. Oleh karena itu sebagai salah satu bentuk implementasi dari tanggung jawab tersebut terhadap pemanasan global adalah dengan berusaha semaksimal mungkin menghemat penggunaan energi.

MAKALAH PENGOLAHAN SAMPAH

CONTOH MAKALAH PENGOLAHAN SAMPAH

By  | January 23, 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungam pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan.
Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah dapat digolongkan menjadi: 1) sampah ada yang mudah membusuk terdiri atas sampah organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain; 2) sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik, kertas, karet, logam, sisa bahan bangunan dan lain-lain; 3) sampah yang berupa debu/abu; dan 4) sampah yang berbahaya (B3) bagi kesehatan, seperti sampah berasal dari industri dan rumah sakit yang mengandung zat-zat kimia dan agen penyakit yang berbahaya.
Apresiasi pemerintah dan masyarakat selalu dituntut untuk melakukan pengelolaan sampah sehingga pada gilirannya sampah dapat diolah secara mandiri dan menjadi sumberdaya. Mencermati penomena di atas maka sangat diperlukan model pengelolaan sampah yang baik dan tepat dalam upaya mewujudkan perkotaan dan perdesaan yang bersih dan hijau.
MAKALAH PENGOLAHAN SAMPAH
Permisi…. Lewat ngoceh sebentar ya….

MAKALAH PENGOLAHAN SAMPAH – Welcome to my Personal Blog by isomwebs There are many topics about Indonesia like indonesia tourism, tourist attractions, art dan culture of indonesia, cheap hotels, indonesian news and entertainment, top celebrities, automotive, education, healthy, etc. All topics on here such as MAKALAH PENGOLAHAN SAMPAH just for personal notes by blog author and this topic is about MAKALAH PENGOLAHAN SAMPAH

to get any more information for this related topics of HP dual sim card you can do a search in the category at contoh surat, This topic is about Aplikasi BBM untuk Android,MAKALAH PENYAKIT MENULAR ,Jenis Konfigurasi Routing, Makalah Globalisasi, MAKALAH PENGOLAHAN SAMPAH by isomwebs.com


Lanjjjuuuuuutttt,,,,,
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Makalah ini akan membahas tentang “Penanggulangan Masalah
Sampah Perkotaan Dan Perdesaan”.
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan disusunnya makalah untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Selain itu penyusunan ini juga untuk membuka jendela pengetahuan tentang permasalahan pengolahan sampah yang ada saat ini. Harapan penulis adalah agar makalah ini tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, akan tetapi bermanfaat juga bagi meraka yang membutuhkan untuk referensi ataupun bahan bacaan semata
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengolahan Sampah
Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.
Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.
2.2 Faktor Yang Berpengaruh Dalam Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumberdaya. Dari sudut pandang kesehatan lingkungan, pengelolaan sampah dipandang baik jika sampah tersebut tidak menjadi media berkembang biaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi medium perantara menyebarluasnya suatu penyakit. Syarat lainnya yang harus dipenuhi, yaitu tidak mencemari udara, air dan tanah, tidak menimbulkan bau (tidak mengganggu nilai estetis), tidak menimbulkan kebakaran dan yang lainnya ( Aswar, 1986).
Meningkatnya volume sampah yang dihasilkan oleh masyarakat urban dapat disaksikan dari Kota Denpasar, yaitu pada tahun 2002 rata-rata produksi sampah sekitar 2.114 m3/hari yang bersumber dari sampah rumah tangga, sampah sejenis sampah rumah tangga, dan sampah spesifik. Dalam jangka waktu 4 tahun, yaitu tahun 2006, jumlah produksi sampah telah meningkat menjadi 2.200 m3/hari (Tim Kota Sanitasi Kota Denpasar, 2007). Sementara itu, rendahnya pengetahuan, kesadaran, dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah menjadi suatu permasalahan yang perlu mendapat perhatian dalam pengelolaan lingkungan bersih dan sehat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah di antaranya: (1) sosial politik, yang menyangkut kepedulian dan komitment pemerintah dalam menentukan anggaran APBD untuk pengelolaan lingkungan (sampah), membuat keputusan publik dalam pengelolaan sampah serta upaya pendidikan, penyuluhan dan latihan keterampilan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah, (2) Aspek Sosial Demografi yang meliputi sosial ekonomi (kegiatan pariwisata, pasar dan pertokoan, dan kegiatan rumah tangga, (3) Sosial Budaya yang menyangkut keberadaan dan interaksi antarlembaga desa/adat, aturan adat (awig-awig), kegiatan ritual (upacara adat/keagamaan), nilai struktur ruang Tri Mandala, jiwa pengabdian sosial yang tulus, sikap mental dan perilaku warga yang apatis, (4) keberadan lahan untuk tempat penampungan sampah, (5) finansial (keuangan), (6) keberadaan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan (5) kordinasi antarlembaga yang terkait dalam penanggulangan masalah lingkungan (sampah).
Sampah semakin hari semakin sulit dikelola, sehingga disamping kesadaran dan partisipasi masyarakat, pengembangan teknologi dan model pengelolaan sampah merupakan usaha alternatif untuk memelihara lingkungan yang sehat dan bersih serta dapat memberikan manfaat lain.
2.3 Kondisi Pengelolaan Sampah Saat Ini
Bahwa pada saat ini sampah sulit dikelola karena berbagai hal, antara lain:
a. Cepatnya perkembangan teknologi, lebih cepat daripada kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memahami porsoalan sampah,
b. Meningkatnya tingkat hidup masyarakat, yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang sampah
c. Meningkatnya biaya operasional pengelolaan sampah
d. Pengelolaan sampah yang tidak efisien dan tidak benar menimbulkan permasalahan pencemaran udara, tanah, dan air serta menurunnya estetika
e. Ketidakmampuan memelihara barang, mutu produk teknologi yang rendah akan mempercepat menjadi sampah.
f. Semakin sulitnya mendapat lahan sebagai tempat pembuangan ahir sampah.
g. Semakin banyaknya masyarakat yang keberatan bahwa daerahnya dipakai tempat pembuangan sampah.
h. Sulitnya menyimpan sampah yang cepat busuk, karena cuaca yang panas.
i. Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan memelihara kebersihan.
j. Pembiayaan yang tidak memadai, mengingat bahwa sampai saat ini kebanyakan sampah dikelola oleh pemerintah.
Penanganan sampah yang telah dilakukan adalah pengumpulan sampah dari sumber-sumbernya, seperti dari masyarakat (rumah tangga) dan tempat-tempat umum yang dikumpulkan di TPS yang telah disediakan. Selanjutnya diangkut dengan truk yang telah dilengkapi jarring ke TPA. Bagi daerah-daerah yang belum mendapat pelayanan pengangkutan mengingat sarana dan prasara yang terbatas telah dilakukan pengelolaan sampah secara swakelola dengan beberapa jenis bantuan fasilitas pengangkutan. Bagi Usaha atau kegiatan yang menghasilkan sampah lebih dari 1 m3/hari diangkut sendiri oleh pengusaha atau bekerjasama dengan pihak lainnya seperti desa/kelurahan atau pihak swasta. Penanganan sampah dari sumber-sumber sampah dengan cara tersebut cukup efektif.
Beberapa usaha yang telah berlangsung di TPA untuk mengurangi volume sampah, seperti telah dilakukan pemilahan oleh pemulung untuk sampah yang dapat didaur ulang. Ini ternyata sebagai matapencaharian untuk mendapatkan penghasilan. Terhadap sampah yang mudah busuk telah dilakukan usaha pengomposan. Namun usaha tersebut masih menyisakan sampah yang harus dikelola yang memerlukan biaya yang tinggi dan lahan luas. Penanganan sisa sampah di TPA sampai saat ini masih dengan cara pembakaran baik dengan insenerator atau pembakaran di tempat terbuka dan open dumping dengan pembusukan secara alami. Hal ini menimbulkan permasalahan baru bagi lingkungan, yaitu pencemaran tanah, air, dan udara.
Pengelolaan sampah dimasa yang akan datang perlu memperhatikan berbagai hal seperti:
1. Penyusunan Peraturan daerah (Perda) tentang pemilahan sampah
2. Sosialisasi pembentukan kawasan bebas sampah, seperti misalnya tempat-tempat wisata, pasar, terminal, jalan-jalan protokol, kelurahan, dan lain sebagainya
3. Penetapan peringkat kebersihan bagi kawasan-kawasan umum
4. Memberikan tekanan kepada para produsen barang-barang dan konsumen untuk berpola produksi dan konsumsi yang lebih ramah lingkungan
5. Memberikan tekanan kepada produsen untuk bersedia menarik (membeli) kembali dari masyarakat atas kemasan produk yang dijualnya, seperti bungkusan plastik, botol, alluminium foil, dan lain lain.
6. Peningkatan peran masyarakat melalui pengelolaan sampah sekala kecil, bisa dimulai dari tingkat desa/kelurahan ataupun kecamatan, termasuk dalam hal penggunaan teknologi daur ulang, komposting, dan penggunaan incenerator.
7. Peningkatan efektivitas fungsi dari TPA
8. Mendorong transformasi (pergeseran) pola konsumsi masyarakat untuk lebih menyukai produk-produk yang berasal dari daur ulang.
9. Pengelolaan sampah dan limbah secara terpadu.
2.4 Model Pengelolaan Masalah Sampah Perkotaan Dan Perdesaan
Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pada Pasal 5 UU Pengelolan Lingkungan Hidup No.23 Th.1997, bahwa masyarakat berhak atas Lingkungan hidup yang baik dan sehat. Untuk mendapatkan hak tersebut, pada Pasal 6 dinyatakan bahwa masyarakat dan pengusaha berkewajiban untuk berpartisipasi dalam memelihara kelestarian fungsi lingkungan, mencegah dan menaggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Terkait dengan ketentuan tersebut, dalam UU NO. 18 Tahun 2008 secara eksplisit juga dinyatakan, bahwa setiap orang mempunyai hak dan kewajiban dalam pengelolaan sampah. Dalam hal pengelolaan sampah pasal 12 dinyatakan, setiap orang wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara berwawasan lingkungan. Masyarakat juga dinyatakan berhak berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, pengelolaan dan pengawasan di bidang pengelolaan sampah. Tata cara partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan memperhatikan karakteristik dan tatanan sosial budaya daerah masing-masing. Berangkat dari ketentuan tersebut, tentu menjadi kewajiban dan hak setiap orang baik secara individu maupun secara kolektif, demikian pula kelompok masyarakat pengusaha dan komponen masyarakat lain untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sampah dalam upaya untuk menciptakan lingkungan perkotaan dan perdesaan yang baik, bersih, dan sehat.
Beberapa pendekatan dan teknologi pengelolaan dan pengolahan sampah yang telah dilaksanakan antara lain adalah:
1. Teknologi Komposting
Pengomposan adalah salah satu cara pengolahan sampah, merupakan proses dekomposisi dan stabilisasi bahan secara biologis dengan produk akhir yang cukup stabil untuk digunakan di lahan pertanian tanpa pengaruh yang merugikan (Haug, 1980). Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu (2008) menemukan bahwa pengomposan dengan menggunakan metode yang lebih modern (aerasi) mampu menghasilkan kompos yang memiliki butiran lebih halus, kandungan C, N, P, K lebih tinggi dan pH, C/N rasio, dan kandungan Colform yang lebih rendah dibandingkan dengan pengomposan secara konvensional.
2. Teknologi Pembuatan Pupuk Kascing
3. Pengelolaan sampah mandiri
Pengolahan sampah mandiri adalah pengolahan sampah yang dilakukan oleh masyarakat di lokasi sumber sampah seperti di rumah-rumah tangga. Masyarakat perdesaan yang umumnya memiliki ruang pekarangan lebih luas memiliki peluang yang cukup besar untuk melakukan pengolahan sampah secara mandiri. Model pengelolaan sampah mandiri akan memberikan manfaat lebih baik terhadap lingkungan serta dapat mengurangi beban TPA. Pemilahan sampah secara mandiri oleh masyarakat di Kota Denpasar masih tergolong rendah yakni baru mencapai 20% (Nitikesari, 2005).
4. Pengelolaan sampah berbasis masyarakat
Pola pengelolaan sampah berbasis masyarakat sebaiknya dilakukan secara sinergis (terpadu) dari berbagai elemen (Desa, pemerintah, LSM, pengusaha/swasta, sekolah, dan komponen lain yang terkait) dengan menjadikan komunitas lokal sebagai objek dan subjek pembangunan, khususnya dalam pengelolaan sampah untuk menciptakan lingkungan bersih, aman, sehat, asri, dan lestari. Undang-Undang tentang pengelolaan sampah telah menegaskan berbagai larangan seperti membuang sampah tidak pada tempat yang ditentukan dan disediakan, membakar sampah yang tidak sesaui dengan persyaratan teknis, serta melakukan penanganan sampah dengan pembuangan terbuka di TPA. Penutupan TPA dengan pembuangan terbuka harus dihentikan dalam waktu 5 tahun setelah berlakunya UU No. 18 Tahun 2008. Dalam upaya pengembangan model pengelolaan sampah perkotaan harus dapat melibatkan berbagai komponen pemangku kepentingan seperti pemerintah daerah, pengusaha, LSM, dan masyarakat. Komponen masyarakat perkotaan lebih banyak berasal dari pemukiman (Desa Pakraman dan Dinas), sedangkan di perdesaan umumnya masih sangat erat kaitannya dengan keberadaan kawasan persawahan dengan kelembagaan subak yang mesti dilibatkan. Pemilihan model sangat tergantung pada karakteristik perkotaan dan perdesaan serta karakteristik sampah yang ada di kawasan tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan diberlakukannya UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah maka diperlukan model pengelolaan sampah yang baik dan tepat untuk dikembangkan di perkotaan dan perdesaan sehingga kualitas kesehatan, kualitas lingkungan dapat ditingkatkan serta sampah dapat menjadi sumberdaya yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Model hendaknya melibatkan berbagai komponen pemangku kepentingan dan memperhatikan karakteristik sampah, karakteristik perkotaan atau perdesaan serta keberadaan sosial-budaya masyarakat setempat.
3.2 Saran
Kita sebagai warga masyarakat harusnya lebih paham dan mengerti tentang pengolahan sampah dan harus lebih sadar akan kebersihan lingkungan yang kita diami. Karena dampak dari lingkungan kotor dapat mendatangkan penyakit bagi kita sendiri dan masyarakat sekitarnya. Untuk itu mulai sekarang marilah kita menggalakan hidup sehat dengan tidak membuang sampah sembarangan dan selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar kita.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
Nitikesari, Putu Ening. 2005. Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Penanganan Sampah Secara Mandiri di Kota Denpasar. Tesis Magister Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar.
PPLH UNUD. 2005. Laporan Pengkajian Penyusunan Pedoman Dan Kriteria Adipura Regional Provinsi Bali. Laporan Penelitian Kerjasama PPLH UNUD dengan PUSREG Bali-Nusra. Denpasar.
Bapedalda Provinsi Bali dan PPLH UNUD. 2005. Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Bali. Denpasar.
PPLH UNUD. 2007. Kajian Sosial Kemasyarakatan Model Pengelolaan Sampah Di Lingkungan Pemukiman Perkotaan Di Provinsi Bali. Laporan Penelitian Kerjasama PPLH UNUD dengan PUSREG Bali-Nusra. Denpasar.

MAKALAH KESEHATAN LINGKUNGAN

BAB I
PENDAHULUAN

      Latar Belakang
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia, setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi.
Oleh karena itu pengelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari pengelolaannya terhadap masyarakat. Masalah sampah sudah menjadi topik utama yang ada pada bangsa kita, mulai dari lingkungan terkecil sampai kepada lingkup yang besar. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya penumpukan sampah ini. Namun yang pasti faktor individu sangatlah berpengaruh dalam hal ini.
Rumusan Masalah
Mengkaji latar belakang diatas dapat diambil beberapa permasalahan sebagai kajian dari pembuatan makalah ini yakni diantaranya :
        1)      Pengertian sampah
        2)      Cara Pengolahan sampah
        3)      Faktor yang mempengaruhi siswa membuang sampah sembarangan
        4)      Solusi membiasakan murid agar membuang sampah pada tempatnya.





Tujuan Penulisan
Sesuai dengan tugas dan amanat yang diberikan Kepala SMA Negeri 9 Garut  agar para murid membuang sampah pada tempatnya, pembahasan dalam makalah ini bertujuan untuk memotifasi para murid agar menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan bersih dari sampah. Serta mengetahui dampak dari membuang sampah sembarangan.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1)      Kami sebagi peneliti menjadi tahu dan sadar akan kebersihan lingkungan khususnya di lingkungan sekolah
2)       Memberikan pengetahuan tentang dampak membuang sampah sembarangan
3)      Akan memberikan kesadaran bagi masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya.













BAB II
KERANGKA TEORI
Pengertian Sampah
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembuatan manufaktur atau materi berlebihan atau ditolak atau dibuang. (Kamus Istilah Lingkungan, 1994). Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang berwujud padat, baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai dan dianggap sudah tidak berguna lagi sehingga dibuang ke lingkungan. (Menteri Negara Lingkungan Hidup, 2003).
Segala macam organisme yang ada di alam ini selalu menghasilkan sampah atau bahan buangan. Sebagian besar sampah yang dihasilkan oleh organisme yang ada di alam ini bersifat organik, kecuali sampah yang berasal dari aktifitas manusia yang dapat bersifat organik maupun anorganik. Contoh sampah organik adalah sisa-sisa bahan makanan yang berasal dari tumbuhan atau hewan, kertas, kayu, bambu dan lain-lain. Sedangkan sampah anorganik misalnya plastik, logam, gelas-gelas bekas minuman dan karet. Tempat penampungan sampah yang disebut dengan Tempat Pembuangan Akhir sebaiknya pewadahan sampah dilakukan pemilihan-pemilihan berdasarkan sifat dan jenisnya untuk macam buangan organik dan anorganik. Ini dapat bermanfaat untuk proses daur ulang bahan buangan sehingga menjadi bermanfaat.
Jenis-jenis Sampah
Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua yaitu :
1.      Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
2.      Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik, wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.

Pengelolaan Sampah
Ada tiga kemungkinan pengelolaan sampah yaitu dikubur, dibakar, dan sanitary landfill. Sistem dikubur yaitu dengan membuat galian pada kedalaman tertentu lalu diberi penadah plastik dan diisi tanah setinggi 0,5 (setengah) meter. Resiko dari sistem ini adalah hancurnya plastik oleh pelarut kimia. Sistem pembakaran dengan suhu yang ditentukan, lama pembakaran dan pencampuran oksigen yang tepat dapat menghancurkan 99% sampah. Asap yang dibentuk diolah lebih dahulu sebelum dibuang ke udara. Resiko sistem pembakaran yang tidak mencapai suhu tersebut adalah timbulnya dioksin yang sangat beracun dan menimbulkan berbagai jenis kanker. Sistem sanitary landfill adalah metode pembuangan akhir sampah dengan metode tertentu sehingga tidak menimbulkan pencemaran dan membahayakan kesehatan. Sistem ini membuang dan menumpuk sampah pada suatu lokasi yang cekung, memadatkan sampah tersebut kemudian menutupnya dengan tanah. Metode ini dapat menghilangkan polusi udara, sedangkan polusi di tanah dan air dapat diminimalisir dengan melekatkan lapisan geotextile untuk mencegah meresapnya air lindi ke air tanah.




Dampak Sampah Terhadap Manusia dan Lingkungan
Dari dampak yang luas sampah di berbagai sumber dapat mencemari lingkungan baik lingkungan darat yang dapat ditinjau dari segi kesehatan sebagai tempat bersarangnya dan menyebarnya bibit penyakit, sedangkan ditinjau dari segi keindahan, tentu saja menurunnya estetika (tidak sedap dipandang mata).
Macam pencemaran udara yang ditimbulkan misalnya mengeluarkan bau yang tidak sedap, debu, gas-gas beracun. Pembakaran sampah dapat meningkatkan karbonmonoksida (CO)2, karbondioksida (CO2), nitrogen (NO), gas belerang amoniak dan asap di udara. Asap diudara adalah asap yang ditimbulkan dari bahan plastik ada yang bersifat karsinogen artinya dapat menimbulkan kanker, berhati-hatilah dalam membakar sampah.
Penanggulangan Sampah
  Gunakan kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya.
  Gunakan wadah/kantong yang dapat digunakan berulang-ulang.
  Gunakan baterai yang dapat diisi kembali.
  Kembangkan manfaat lain dari sampah.
  Gunakan alat kantor yang dapat digunakan berulang-ulang.
  Gunakan peralatan penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
  Gunakan kembali sampah yang masih dapat dimanfaatkan untuk produk lain, seperti pakan ternak.
  Berikan insentif bagi konsumen yang membawa wadah sendiri, atau wadah belanjaan yang diproduksi oleh swalayan yang bersangkutan sebagai bukti pelanggan setia.
  Sediakan perlengkapan untuk pengisian kembali produk umum isi ulang.
  Pilih produk dengan pengemas yang dapat didaur ulang



BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
                 Kebersihan merupakan komponen terpenting bagi manusia yang harus dijaga dengan baik. Dengan demikian akan tercipta suatu keselarasan. Kebersihan merupakan sebagian dari iman seseorang. Oleh karena itu marilah kita menjaga kebersihan dengan baik. Lingkungan yang bersih menjauhkan diri kita dari berbagai macampenyakit, dengan demikian kita akan menjadi manusia yang sehat, dan di dalam diri manusia yang sehat terdapat akal yang sehat.

SARAN
                     Dalam pembuatan makalah ini, kita selaku penyusun menyarankan agar kebersihan lingkungan hendaknya dilakukan oleh seluruh individu masyarakat. Karena jika tidak ada kerjasama yang baik, maka kerbersihan lingkungan tidak akan terwujud.













DAFTAR PUSTAKA

Kompas, (10 Januari 2004), Sampah Dan Pemerintah. http://www.kompas.com
Wardhana, Wisnu Arya, (1995), Dampak Pencemaran Lingkungan, Andi Offset,Yogyakarta.
Supardi, I. 1994. LINGKUNGAN HIDUP dan KELESTARIANNYA. Bandung: Alumni.
Sumaatmadja, H Nursid. 2000. Manusia dalam Konteks Sosial Budaya dan Lingkungan            Hidup. BandungCV Alfabet.
http://www.walhi.or.id/kampanye/cemar/sampah/peng_sampah_info/

MATERI PELAJARAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TENAGA KERJA ASING - BIDANG ELEKTRONIK 1

 0
印尼文版 Versi Bahasa Indonesia 
MATERI PELAJARAN 
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 
TENAGA KERJA ASING - BIDANG ELEKTRONIK  1
Topik 1. Penjelasan mengenai sistem manajemen keselamatan dan 
kesehatan tenaga kerja di Taiwan, konsep dasar mengenai 
keselamatan dan kesehatan kerja serta uraian jenis-jenis 
kecelakaan pada bidang industri tertentu 

1-1 Sistem keselamatan dan kesehatan tenaga kerja 
































Eksekutif 
Yuan 
Pemerintahan 
setempat 
Pemerintahan 
daerah / kota 
Dewan 
Tenaga Kerja
Biro 
Tenaga Kerja
setempat 
Kantor Bagian 
Inspeksi 
Tenaga Kerja
Perusahaan 
Dewan Keselamatan dan Kesehatan 
Mandor pengawas di tempat kerja 
Instansi 
Ketenagakerjaan
Lembaga yang 
dibawahi 
Pemilik Usaha 
Biro 
Tenaga Kerja
daerah / kota 
Divisi 
Administrasi 
Tenaga Kerja
Divisi 
Kesejahteraan 
Tenaga Kerja
Pusat 
Konseling 
Tenaga Kerja 
Asing  2
1-2 Pencegahan merupakan cara yang paling efektif 
Konsep dasar mengenai keselamatan dan kesehatan kerja : 
Dua hal terbesar yang menjadi penyebab kecelakaan kerja yaitu : 「perilaku yang 
tidak aman」 dan 「kondisi lingkungan yang tidak aman」, berdasarkan data dari 
Biro Pelatihan Tenaga Kerja, penyebab kecelakaan yang pernah terjadi sampai 
saat ini adalah diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman sebagai berikut: 
1. sembrono dan tidak hati-hati 
2. tidak mematuhi peraturan 
3. tidak mengikuti standar prosedur kerja. 
4. tidak memakai alat pelindung diri 
5. kondisi badan yang lemah 
 Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang 
tidak bisa dihindarkan (seperti bencana alam), selain itu 24% dikarenakan 
lingkungan atau peralatan yang tidak memenuhi syarat dan 73% dikarenakan 
perilaku yang tidak aman. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan 
kerja adalah dengan menghindari terjadinya lima perilaku tidak aman yang telah 
disebutkan di atas. 

1-3 Kondisi tenaga kerja asing di Taiwan 
Negara 
Golongan Thailand Filipina Indonesia Vietnam Mongolia Malaysia 
Jumlah 
total 
Manufaktur 80,955 58,753 7,828 22,336 20 11 169,903
Pembantu 
Rumah Tangga 2,286 27,940 74,675 46,474 16 0 151,391
Konstruksi 9,608 1,361 45 730 0 1 11,745
Nelayan 13 833 1,773 703 0 0 3,322 
Perawat 
Rumah Tangga 32 1,167 902 293 0 0 2,394 
Jumlah total 92,894 90,054 85,223 70,536 36 12 338,755
 (Data statistik akhir tahun 2006 Biro Pelatihan Kerja Dewan Tenaga Kerja) 

1-4 Jenis kecelakaan pada beberapa bidang industri 
Manufaktur 
(termasuk elektronik, 
produksi metal dan lain-lain) 

1. terjepit, terlindas 
2. teriris, terpotong 
3. jatuh terpeleset 
4. tindakan yg tidak benar 
5. tertabrak 
6. berkontak dengan bahan yang  3
berbahaya 
7. terjatuh, terguling 
8. kejatuhan barang dari atas 
9. terkena benturan keras 
10. terkena barang yang runtuh, roboh
Elektronik (manufaktur) 
1. teriris, terpotong 
2. terlindas, tertabrak 
3. berkontak dengan bahan kimia 
4. kebocoran gas 
5. Menurunnya daya pendengaran, 
daya penglihatan 
Produksi metal (manufaktur) 
1. terjepit, terlindas 
2. tertusuk, terpotong, tergores 
3. jatuh terpeleset 
Petrokimia (minyak dan produksi batu 
bara, produksi karet, produksi karet, 
produksi plastik) 
1. terjepit, terlindas 
2. teriris, terpotong, tergores 
3. jatuh terpelest 
4. tindakan yang tidak benar 
5. tertabrak 
6. terkena benturan keras 
Konstruksi 
1. jatuh terpeleset 
2. kejatuhan barang dari atas 
3. terinjak 
4. terkena barang yang runtuh, roboh
5. berkontak dengan suhu panas, 
suhu dingin 
6. terjatuh, terguling 
7. terjepit, terlindas 
8. tertabrak 
9. tindakan yang tidak benar 
10. terkena benturan keras 
Produksi alat transportasi bidang reparasi
1. terjepit, terlindas 
2. tertusuk, terpotong, tergores 
3. terkena ledakan 

1-5 Pendidikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 
Tujuan pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja adalah mencegah 
terjadinya kecelakaan. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan adalah  4
pengambilan tindakan yang tepat terhadap tenaga kerja dan perlengkapan, agar 
tenaga kerja memiliki konsep keselamatan dan kesehatan kerja demi mencegah 
terjadinya kecelakaan. 
Tujuan keselamatan dan 
kesehatan kerja 
Melindungi kesehatan tenaga kerja, meningkatkan 
efisiensi kerja, mencegah terjadinya kecelakaan kerja 
dan penyakit. 
Berbagai arah 
keselamatan dan 
kesehatan kerja 
1. Mengantisipasi keberadaan faktor penyebab bahaya 
dan melakukan pencegahan sebelumnya. 
2. Memahami jenis-jenis bahaya yang ada di tempat 
kerja 
3. Mengevaluasi tingkat bahaya di tempat kerja 
4. Mengendalikan terjadinya bahaya atau komplikasi. 
Mengenai peraturan 
keselamatan dan 
kesehatan tenaga kerja 
Yang terutama adalah UU Keselamatan dan Kesehatan 
Tenaga Kerja dan Detail Pelaksanaan UU Keselamatan 
dan Kesehatan Tenaga Kerja. 
Faktor penyebab 
berbahaya yang sering 
ditemui 
1. Bahaya jenis kimia: terhirup atau terjadinya kontak 
antara kulit dengan cairan metal, cairan non-metal, 
hidrokarbon dan abu, gas, uap steam, asap dan embun 
yang beracun. 
2. Bahaya jenis fisika: lingkungan yang bertemperatur 
panas dingin, lingkungan yang beradiasi pengion dan 
non pengion, bising, vibrasi dan tekanan udara yang 
tidak normal. 
3. Bahaya yang mengancam manusia dikarenakan jenis 
proyek: pencahayaan dan penerangan yang kurang, 
bahaya dari pengangkutan, dan bahaya yg ditimbulkan 
oleh peralatan. 
Cara pengendalian 
ancaman bahaya 
kesehatan kerja 
1. Pengendalian teknik: mengganti prosedur kerja, 
menutup mengisolasi bahan berbahaya, menggunakan 
otomatisasi pekerjaan, menggunakan cara kerja basah 
dan ventilasi pergantian udara. 
2. Pengendalian administrasi: mengurangi waktu 
pajanan, menyusun peraturan keselamatan dan 
kesehatan, memakai alat pelindung, memasang tanda – 
tanda peringatan, membuat daftar data bahan-bahan 
yang aman, melakukan pelatihan sistem penangganan 
darurat. 
3. Pemantauan kesehatan : melakukan pemeriksaan  5
kesehatan. 
Mengapa diperlukan 
adanya pendidikan 
keselamatan dan 
kesehatan kerja? 
Menurut H. W. Heinrich, penyebab kecelakaan kerja 
yang sering ditemui adalah perilaku yang tidak aman 
sebesar 88%, kondisi lingkungan yang tidak aman 
sebesar 10%, atau kedua hal tersebut di atas terjadi 
secara bersamaan. Oleh karena itu, pelaksanaan diklat 
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dapat mencegah 
perilaku yang tidak aman dan memperbaiki kondisi 
lingkungan yang tidak aman. 
Tujuan pelatihan Agar tenaga kerja memiliki pengetahuan dan 
kemampuan mencegah kecelakaan kerja, 
mengembangkan konsep dan kebiasaan pentingnya 
keselamatan dan kesehatan kerja, memahami ancaman 
bahaya yang ada di tempat kerja dan menggunakan 
langkah pencegahan kecelakaan kerja. 
Peraturan yang perlu 
ditaati 
UU Keselamatan dan Kesehatan Kerja mengatur agar 
tenaga kerja, petugas keselamatan dan kesehatan kerja 
dan manajer wajib mengikuti pelatihan keselamatan dan 
kesehatan kerja. 
Obyek pendidikan dan 
pelatihan keselamatan 
dan kesehatan kerja 
1. Petugas keselamatan dan kesehatan kerja 
2. Manajer bagian operasional keselamatan dan 
kesehatan kerja 
3. Petugas operator mesin dan perlengkapan yang 
berbahaya 
4. Petugas operator khusus 
5. Petugas operator umum 
6. Petugas penguji kondisi lingkungan kerja 
7. Petugas estimasi keselamatan pembangunan 
8. Petugas estimasi keselamatan proses produksi 
9. Petugas penyelamat 
10. Tenaga kerja baru atau sebelum tenaga kerja 
mendapat rotasi pekerjaan. 
Jadwal dan isi program 
pelatihan 
Berbagai obyek pelatihan disesuaikan dengan peraturan 
mengenai jadwal dan isi program pelatihan. 
Prinsip analisa 
keselamatan dan 
kesehatan kerja 
Mencari penyebab dari seluruh tingkat lapisan, dari 
lapisan umum sampai dengan pokok penyebabnya, 
dicari secara tuntas, hingga dapat diketahui penyebab 
utamanya dan melakukan perbaikan.  6
Pencegahan kecelakaan 
kerja 
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, 
sebelumnya harus dimulai dari pengenalan bahaya di 
tempat kerja, estimasi, tiga langkah pengendalian, dalam 
pengenalan bahaya perlu adanya konfirmasi 
keberadaan bahaya di tempat kerja, memutuskan 
pengaruh bahaya; dalam mengestimasi bahaya perlu 
diketahui adanya tenaga kerja di bawah ancaman bahaya 
pajanan atau kemungkinan pajanan, konfirmasi apakah 
kadar pajanan sesuai dengan peraturan, memahami 
pengendalian perlengkapan atau apakah langkah 
manajemen sesuai persyaratan; dalam pengendalian 
bahaya perlu dilakukan pengendalian sumber bahaya, 
dari pengendalian jalur bahaya, dari pengendalian 
tambahan terhadap tenaga kerja pajanan, menetapkan 
prosedur pengamanan. 
Tindakan penanganan 
setelah terjadi 
kecelakaaan kerja 
Berdasarkan UU Perlindungan Tenaga Kerja dan 
Kecelakaan Kerja, pemilik usaha pada saat mulai 
memakai tenaga kerja, harus membantu tenaga kerjanya 
untuk mendaftar keikutsertaan asuransi tenaga kerja, 
demi menjamin keselamatan tenga kerja. Selain itu, 
setelah terjadi kecelakaan kerja, pemilik usaha wajib 
memberikan subsidi kecelakaan kerja, apabila pemilik 
usaha tidak mendaftarkan tenaga kerjanya ikut serta 
asuransi tenaga kerja sesuai dengan UU Standar 
Ketenagakerjaan, maka pemilik usaha akan dikenakan 
denda. 
  7
Topik 2. Data keselamatan dan kesehatan kerja di industri elektronik 

2-1 Karakteristik industri elektronik 
Karakteristik industri elektronik adalah mengoperasikan mesin atau peralatan dengan 
tenaga besar, mesin atau peralatan tersebut dapat beroperasi secara otomatis atau 
setengah otomatis atau beroperasi dengan menggunakan bahan kimia yang korosif. 
Kecelakaan kerja yang terjadi terbagi dalam 3 golongan bahaya, yaitu: bahaya kimia, 
bahaya fisik dan bahaya ergonomik. 
1. Bahaya kimia: terhirup atau kontak kulit dengan cairan metal, cairan non metal, 
hidrokarbon, debu, uap steam, asap, gas dan embun beracun 
2. Bahaya fisik: suhu lingkungan yang ekstrim panas dingin, radiasi non pengion dan 
pengion, bising, vibrasi dan tekanan udara yang tidak normal. 
3. Bahaya ergonomik: bahaya karena pencahayaan yang kurang, pekerjaan 
pengangkutan dan peralatan. 

Tabel 2-1 Benda penyebab kecelakaan dan jenis kecelakaan yang sering terjadi 
Persentase jumlah pekerja 
yang meninggal di semua 
jenis industri 
Jenis Kecelakaan Benda 
Jumlah Persentase (%)
Terjepit, terlindas 
Mesin bermotor jenis umum, alat 
penghantar bermotor, mesin 
pengangkut bermotor 
407 58,99 
Terpotong, 
teriris, tergores 
Mesin bermotor jenis umum, bahan 
baku, peralatan mesin manual, 
perlengkapan 
263 60,74 
Tertabrak 
Mesin yang dilengkapi peralatan 
pengangkut, mesin pengangkut 
bermotor, bahan baku, alat 
penghantar bermotor, mesin besar 
yang dilengkapi peralatan 
pengangkut 
236 69,62 
Kebocoran gas, 
kontak dengan 
bahan kimia 
Terhirup bahan kimia yang menguap 
keluar, kontak langsung dengan kulit 104 86,67 
Terpeleset 
Gedung dan peralatan 
pembangunan, lingkungan, mesin 
pengangkut bermotor 
230 47,13  8
2-2 Analisa kasus 
Peralatan industri eleltronik sebagian besar menggunakan listrik tegangan tinggi, 
tingkat kecelakaan yang ditimbulkan berbeda. Dari contoh kasus yang dipilih di 
bawah ini, kecelakaan yang banyak mengakibatkan kematian adalah terjepit dan 
terlindas. Jenis kecelakaan lain juga bisa menimbulkan kecelakaan yang serius. 
Dengan adanya contoh kasus di bawah ini diharapkan dapat membuat pemilik usaha 
dan pekerja mengerti akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. 
Tiga tahapan penyebab kecelakaan yang akan dianalisa: 
1. Penyebab umum : penyebab utama yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan 
keselamatan dan kesehatan kerja. 
2. Penyebab terperinci : penyebab yang mengakibatkan terjadinya penyebab 
umum. 
3. Penyebab pokok : penyebab paling dasar yang mengakibatkan kecelakaan. 
Setelah setiap tahapan penyebab dijelaskan, akan diberikan penjelasan tambahan 
mengenai kondisi lingkungan yang tidak aman dan perilaku yang tidak aman. 
i. Lingkungan yang tidak aman: pemilik usaha tidak menyediakan peralatan 
dan prosedur yang aman bagi lingkungan kerja, jadwal kerja yang tidak 
tepat, dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja yang tidak efisien, 
dan lain sebagainya . 
ii. Perilaku kerja yang tidak aman: konsekuensi dari tidak adanya budaya 
keselamatan dan kesehatan kerja, pekerja yang tidak mematuhi peraturan 
prosedur kerja, dan sikap ketidak hati- hatian dalam bekerja. 
Klasifikasi di atas dilakukan secara garis besar, dalam beberapa situasi bisa 
terjadi kecelakaan secara bersamaan, berdasarkan sudut pembicaraan bisa 
menghasilkan hal yang berbeda, sehingga ruang lingkupnya fleksibel. 
Bagian terakhir diberikan beberapa strategi perbaikan situasi untuk 
meningkatkan mutu lingkungan kerja dan menambah produktifitas. 

Kasus 1 : Terjepit terlindas 
Judul kasus : Kematian yang terjadi karena terlindas mesin pengangkut bahan baku 
di area penampungan melanism. 
Petugas operator Wanita, 25 tahun, pengalaman kerja 1,5 tahun 
Tugas kerja Menambahkan cairan obat di bak penampungan melanism 
Waktu Bulan Mei tahun X sekitar jam 5 sore 
Tempat kejadian Jalur produksi 
Peralatan atau benda 
yang menyebabkan 
terjadinya kecelakaan 
Mesin pengangkut bahan baku, tiang penopang mesin 
pengangkut  9
Urutan kejadian Pada suatu hari sekitar jam 4:30-5:00 sore, seorang manajer 
bagian produksi sebuah perusahaan elektronik sedang 
melakukan inspeksi keliling di jalur produksi melanism, 
semuanya berjalan normal. Pada malam hari jam 9:20, saat dia 
melakukan inspeksi lagi, melalui pintu depan terlihat pekerja 
jalur produksi bak penampungan melanism telah terjepit di 
antara dasar mesin pengantar bahan baku dan tiang, wajahnya 
mengarah ke bak cairan obat, melalui pengoperasian tombol 
mesin, akhirnya dia dapat dipindahkan dan dibawa ke rumah 
sakit untuk mendapatkan pertolongan, 1 jam kemudian korban 
meninggal dunia. 
Jalur produksi melanism panjangnya 11 meter, lebarnya 2,1 
meter. Peralatan yang dipakai merupakan mesin yang bekerja 
secara otomatis, jalur itu terdiri dari bak pencucian air, bak 
pencucian asam, bak penampungan melanism dan bak lainnya. 
Sepanjang sisi kanan dan kiri bak terdapat tiang 10 x 10 cm 
setiap jarak 2 meter. Jalur berjalan dibuat menempel pada tiang 
dengan jarak 1,8 meter dari lantai dan mesin pengantar bahan 
baku beroperasi di jalur berjalan tersebut (gambar 2.1). 

Analisa Tahapan penyebab Keterangan 

Penyebab umum 
1. Jalur produksi tidak memiliki peralatan isolasi 
pengamanan (gambar 2.2). (lingkungan yang tidak 
aman) 
2. Tidak membantu atau mengawasi pekerja, di seluruh 
jalur hanya ada seorang pekerja yang bekerja 
sendirian. 
3. Tidak ada pengawas keselamatan dan kesehatan kerja 
yang melakukan inspeksi. (lingkungan yang tidak 
aman). 
4. Tidak memberikan pelatihan keselamatan dan 
kesehatan kerja kepada pekerja, pengetahuan pekerja 
akan keselamatan dan kesehatan kerja masih kurang. 
(perilaku yang tidak aman). 
5. Tidak menetapkan peraturan keselamatan dan 
kesehatan kerja agar dapat ditaati oleh pekerja. 
(perilaku yang tidak aman). 
 Penyebab terperinci 1. Pemilik usaha tidak menyediakan peralatan  10
keselamatan dan kesehatan kerja yang memadai. 
(lingkungan yang tidak aman). 
2. Penyediaan tenaga kerja yang kurang sehingga tidak 
memungkinkan 2 orang pekerja bekerja secara 
bersamaan. (lingkungan yang tidak aman). 
3. Perusahaan tidak besar (jumlah tenaga kerja sedikit) 
sehingga tidak memenuhi peraturan dibentuknya 
pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja serta 
tidak adanya pengawas di tempat kerja. (lingkungan 
yang tidak aman). 
4. Perusahaan mengabaikan pentingnya pelatihan 
keselamatan dan kesehatan kerja dan tidak 
menyediakan jalur informasi yang berkaitan dengan 
keselamatan dan kesehatan kerja. (lingkungan yang 
tidak aman). 

Penyebab pokok 
1. Perusahaan tidak mempunyai perencanaan alokasi 
tenaga kerja yang terperinci di setiap 
bagian.(lingkungan yang tidak aman). 
2. Pengetahuan pentingnya keselamatan dan kesehatan 
kerja di perusahaan tidak mencukupi. (lingkungan 
dan perilaku yang tidak aman). 

Strategi 
pengendalian 
1. Membentuk petugas bagian keselamatan dan kesehatan kerja dan 
melakukan pengecekan peralatan dan pengoperasiannya secara rutin.
2. Pekerja diharuskan mengikuti pelatihan keselamatan dan kesehatan 
kerja dan memasukan contoh kasus ini sebagai materi pelajaran, 
meningkatkan pengetahuan pekerja akan keselamatan dan kesehatan 
kerja demi mencegah terulangnya kecelakaan yang sama. 
3. Menetapkan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai 
dan lolos sensor kelayakan oleh instansi terkait, kemudian 
diumumkan dan dilaksanakan secara wajib. 
4. Bagian keselamatan dan kesehatan kerja melakukan pelatihan dan 
menjalankan inspeksi prosedur kerja secara ketat. 
5. Membuat perencanaan alokasi tenaga kerja. 
6. Membuat peralatan isolasi pengamanan dan peralatan penghenti 
otomastis dalam keadaan darurat, dan lain-lain, agar pekerja 
mempunyai peralatan pelindung diri. 
  11



Gambar 2.1 Korban yang terjepit di antara dasar mesin dan tiang penopang jalur 
berjalan 


Gambar 2.2 Memasang peralatan isolasi pengamanan yang dapat mengisolasi pekerja 
Tiang penopang 
jalur berjalan 
Dasar mesin 
Jalur berjalan 
Jalur berjalan
Peralatan isolasi 
pengamanan  12
Kasus 2 : Terjepit terlindas 
Judul kasus : Kematian dikarenakan terjepit bagian bawah penghisap mesin 
pemindah lembaran ketika mengoperasikannya 
Petugas operator Seorang wakil pengawas bermarga Shen dan seorang teknisi 
bermarga Cien 
Tugas kerja 
2 orang mengoperasikan mesin pemindah lembaran secara 
bersamaan, menggunakan pisau untuk memotong lembaran 
tembaga 
Waktu Bulan Juli tahun X sekitar jam 6:40 sore 
Tempat kejadian Jalur produksi 
Peralatan atau benda yang 
menyebabkan terjadinya 
kecelakaan 
Pisau yang terganjal, alat penghisap lembaran tembaga pada 
mesin pemindah lembaran 
Urutan kejadian Pada sebuah perusahaan IT (Industri dan Teknologi), seorang 
teknisi bermarga Cien yang pada awalnya berada di bagian 
pelapisan lem, pada suatu malam mengoperasikan mesin 
pemindah lembaran bersama dengan seorang asisten insinyur 
bermarga Chai. Sekitar jam 06:40, wakil pengawas teknisi 
Shen (korban bermarga Shen) memindahkan asisten insinyur 
Chai bekerja ke bagian pengecekan lembaran, kemudian 
wakil pengawas itu mengoperasikan mesin pemindah 
lembaran bersama dengan teknisi tadi. Dalam waktu puluhan 
menit mereka memotong lebih dari 20 lembar tembaga, 
sekitar jam 7 pisau yang mereka gunakan untuk memotong 
lembaran tembaga, secara bersamaan terganjal di dasar 
lembaran tembaga (alasan terganjal mungkin disebabkan 
oleh sudut pemotongan atau mata pisau yang telah tumpul, 
sebuah pisau kira-kira memotong 70-80 lembar tembaga, 
setelah itu harus diganti dengan pisau yang baru, bila tidak 
maka pisau akan terganjal di dasar lembaran tembaga karena 
telah tumpul) . Teknisi Cien mencabut pisau itu dan mulai 
memotong lembaran tembaga lagi, wakil pengawas Shen 
mungkin terlambat mencabut pisau, selain itu karena dia 
telah memasukkan kabel nilon ke lubang tombol penggerak 
dan otomatis terangkat, karena ingin hemat waktu, dia 
memasukkan kepalanya ke bawah alat penghisap untuk 
memasang pisaunya, akhirnya kepalanya terjepit di dasar alat 
penghisap mesin pengangkat lembaran yang sedang bergerak  13
ke bawah untuk mengambil lembaran tembaga (gambar 2.3). 
Karena teknisi Cien baru 3 hari dipindahkan ke area kerja 
bagian mesin pemindah itu, dia kurang menguasai cara kerja 
mesin tersebut, sehingga pada saat itu segera berteriak 
meminta bantuan pekerja lainnya untuk mengoperasikan 
mesin pemindah lembaran dan menolong wakil pengawas 
Shen, tetapi wakil pengawas tersebut detak jantungnya telah 
berhenti dan saluran pernafasannya patah. 

Tahapan penyebab Keterangan 
Penyebab umum 
1. Pada mesin pengangkat lembaran yang mudah terjadi 
kecelakaan tidak dipasang alat isolasi pengamanan 
untuk memisahkan pekerja mendekati mesin. 
(lingkungan yang tidak aman). 
2. Pisau terganjal oleh mesin dan tidak dapat segera 
dilepaskan. (lingkungan yang tidak aman). 
3. Tombol darurat tidak terlihat secara menonjol, 
sehingga teknisi Cien tidak dapat segera menekan 
tombol tersebut untuk menghentikan mesin. 
(lingkungan yang tidak aman). 
4. Wakil pengawas memiliki pandangan yang salah 
tentang keselamatan dan kesehatan kerja, membuat 
mesin yang tadinya semi otomatis menjadi otomatis 
dan tubuhnya mendekati area pengoperasian mesin 
tersebut. (perilaku yang tidak aman). 
Penyebab terperinci 
1. Pemilik usaha tidak menyediakan sarana keselamatan 
dan kesehatan kerja yang memadai. (lingkungan yang 
tidak aman). 
2. Pisau yang tumpul sangat mudah terganjal, tidak 
menuntut perusahaan penyedia peralatan untuk 
mendesain ulang cara kerja mesin. (lingkungan yang 
tidak aman). 
3. Pengawas di jalur produksi otomatis tidak 
menghentikan perilaku tidak aman dari wakil 
pengawas Shen. (lingkungan yang tidak aman). 
Analisa 
Penyebab pokok 
1. Perusahaan tidak memasang peralatan isolasi di 
tempat yang mudah terjadi kecelakaan kerja. 
(lingkungan yang tidak aman)  14
 2. Perusahaan tidak mempunyai kebijakan yang 
menuntut agar pekerja bekerja sesuai dengan 
prosedur kerja atau melakukan perbaikan peralatan. 
(perilaku yang tidak aman). 
3. Perusahaan tidak mempunyai pengetahuan 
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja dan 
pelatihan yang mencukupi. (lingkungan dan perilaku 
yang tidak aman). 

Strategi 
pengendalian 
1. Benar-benar menjalankan pengawasan kerja, menghilangkan 
penyebab perilaku yang tidak aman dan lingkungan yng tidak aman.
2. Memberikan pendidikan dan pelatihan keselamatan dan kesehatan 
kerja di bidang pekerjaan yang diperlukan kepada pekerja. Dan 
memasukan contoh kasus ini dalam materi pelajaran, demi 
meningkatkan pengetahuan pekerja akan keselamatan dan kesehatan 
kerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang sama. 
3. Menetapkan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai 
dan lolos sensor kelayakan oleh instansi terkait, kemudian diumumkan 
dan dilaksanakan secara wajib. 
4. Bagian keselamatan dan kesehatan kerja melakukan pelatihan dan 
menjalankan inspeksi prosedur kerja secara ketat. 
5. Membuat peralatan pelindung yang memisahkan mesin dan alat 
penghenti darurat dan lain-lain, sebagai sarana perlindungan bagi 
petugas. 
6. Menjalankan sistem penghargaan dan hukuman, memaksa pekerja 
untuk mentaati prosedur standar pekerjaan. 
7. Memperbaiki prosedur pengoperasian peralatan dan menghilangkan 
masalah pisau pemotong lembaran tembaga yang terganjal. 

Gambar 2.3 Korban terjepit di antara alat penghisap dan alas datar 

Alat penghisap Alas datar mesin 
pengangkat lembaran  15
Kasus 3 : Tertabrak 
Judul kasus : Kematian dikarenakan tertabrak alat penggantung otomatis ketika 
melapisi PCB dengan nikel 

Petugas operator Laki – laki, 25 tahun 
Tugas kerja Melakukan inspeksi keliling di jalur produksi BGA PCB 
Waktu Bulan April tahun X sekitar jam 8 pagi 
Tempat kejadian Area otomatis di jalur produksi 
Peralatan atau benda yang 
menyebabkan terjadinya 
kecelakaan 
Sebuah mesin penggantung otomatis (gambar 2.4) 
Urutan kejadian Pada suatu hari sekitar jam 8 pagi, pengawas A dan pekerja 
B bersama-sama melakukan inspeksi keliling di jalur 
produksi pelapisan BGA PCB dengan nikel. Pekerja B 
mendapatkan panggilan telepon sehingga pergi ke kantor di 
depan area pemasukan bahan baku untuk menerima telepon. 
Sekitar 2 menit kemudian, dia kembali ke area di jalur 
produksi tadi dan melihat pengawas A telah terbaring 
telungkup di lantai dekat area bak pencucian air, kepalanya 
mengeluarkan darah, kepala menghadap ke bawah dan 
kakinya berada di lantai sebelah jaring pengaman, punggung 
tertutup jaring pengaman. Setelah itu dia segera dikirim ke 
rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan, tetapi tidak 
dapat diselamatkan dan meninggal dunia. 

Tahapan penyebab Keterangan 
Penyebab umum 
1. Memasuki area operasi otomatis tanpa mematikan 
mesin terlebih dahulu, ini adalah perilaku yang tidak 
aman, dapat dilihat konsep keselamatan dan 
kesehatan kerja yang tidak cukup memadai. (perilaku 
yang tidak aman). 
2. Jalur produksi tidak mempunyai pengawas lainnya 
dan tidak dilengkapi dengan peralatan perekam. 
(lingkungan yang tidak aman). 
Analisa 
Penyebab terperinci 
1. Pekerja kurang memiliki konsep keselamatan dan 
kesehatan kerja yang cukup sehingga membawa 
dirinya sendiri dalam area berbahaya (gambar 2.5). 
(perilaku yang tidak aman).  16
2. Perusahaan tidak memasang alarm peringatan 
keadaan abnormal, demi mencegah orang yang tidak 
berkepentingan memasuki area operasi. (lingkungan 
yang tidak aman). 

Penyebab pokok 
1. Perusahaan tidak memaksa pekerja mentaati prosedur 
standar kerja. (perilaku yang tidak aman). 
2. Perusahaan tidak mempunyai pengetahuan 
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja dan 
pelatihan yang mencukupi. (lingkungan dan perilaku 
yang tidak aman). 

Strategi 
pengendalian 
1. Pekerja diharuskan mengikuti pelatihan keselamatan dan kesehatan 
kerja dan memasukan contoh kasus ini sebagai materi pelajaran, 
meningkatkan pengetahuan pekerja akan keselamatan dan kesehatan 
kerja demi mencegah terulangnya kecelakaan yang sama. 
2. Menetapkan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai 
dan lolos sensor kelayakan oleh instansi terkait, kemudian diumumkan 
dan dilaksanakan secara wajib. 
3. Bagian keselamatan dan kesehatan kerja melakukan pelatihan dan 
menjalankan inspeksi prosedur kerja secara ketat. 


Gambar 2.4 Area proses otomatis tidak memasang peralatan isolasi pengamanan 

Mesin 
penggantung 
otomatis
Tidak memasang 
peralatan isolasi 
pengamanan  17

Gambar 2.5 Memasang peralatan isolasi pengamanan yang dapat mengisolasi pekerja 


2-3 Kesimpulan 

Kasus-kasus kecelakaan kerja di atas, mungkin disebabkan oleh lingkungan 
yang tidak aman atau perilaku yang tidak aman. Baik pemilik usaha dan pekerja 
bekerja sama mengaktualisasikan keselamatan dan kesehatan kerja, pekerja setiap saat 
melaporkan penyebab tidak aman di lingkungan kerja kepada pemilik usaha, pemilik 
usaha juga bertanggung jawab melakukan perbaikan lingkungan, mengoreksi perilaku 
pekerja yang tidak aman. Konsep ini tergantung pada pendidikan dan pelatihan 
keselamatan dan kesehatan kerja dalam jangka waktu panjang, hingga terbentuk 
budaya keselamatan dan kesehatan kerja, memperbaiki kondisi kerja secara tuntas, 
menjadi figur perusahaan yang baik, sehingga dapat membuat pekerja saling 
membantu, menjamin kelancaran produksi, mencapai tujuan nol kecelakaan kerja.