text

KESEHATAN ADALAH HAK SETIAP MANUSIA YANG HARUS DIPENUHI

Jumat, 29 November 2013

MATERI PELAJARAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TENAGA KERJA ASING - BIDANG ELEKTRONIK 1

 0
印尼文版 Versi Bahasa Indonesia 
MATERI PELAJARAN 
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 
TENAGA KERJA ASING - BIDANG ELEKTRONIK  1
Topik 1. Penjelasan mengenai sistem manajemen keselamatan dan 
kesehatan tenaga kerja di Taiwan, konsep dasar mengenai 
keselamatan dan kesehatan kerja serta uraian jenis-jenis 
kecelakaan pada bidang industri tertentu 

1-1 Sistem keselamatan dan kesehatan tenaga kerja 
































Eksekutif 
Yuan 
Pemerintahan 
setempat 
Pemerintahan 
daerah / kota 
Dewan 
Tenaga Kerja
Biro 
Tenaga Kerja
setempat 
Kantor Bagian 
Inspeksi 
Tenaga Kerja
Perusahaan 
Dewan Keselamatan dan Kesehatan 
Mandor pengawas di tempat kerja 
Instansi 
Ketenagakerjaan
Lembaga yang 
dibawahi 
Pemilik Usaha 
Biro 
Tenaga Kerja
daerah / kota 
Divisi 
Administrasi 
Tenaga Kerja
Divisi 
Kesejahteraan 
Tenaga Kerja
Pusat 
Konseling 
Tenaga Kerja 
Asing  2
1-2 Pencegahan merupakan cara yang paling efektif 
Konsep dasar mengenai keselamatan dan kesehatan kerja : 
Dua hal terbesar yang menjadi penyebab kecelakaan kerja yaitu : 「perilaku yang 
tidak aman」 dan 「kondisi lingkungan yang tidak aman」, berdasarkan data dari 
Biro Pelatihan Tenaga Kerja, penyebab kecelakaan yang pernah terjadi sampai 
saat ini adalah diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman sebagai berikut: 
1. sembrono dan tidak hati-hati 
2. tidak mematuhi peraturan 
3. tidak mengikuti standar prosedur kerja. 
4. tidak memakai alat pelindung diri 
5. kondisi badan yang lemah 
 Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang 
tidak bisa dihindarkan (seperti bencana alam), selain itu 24% dikarenakan 
lingkungan atau peralatan yang tidak memenuhi syarat dan 73% dikarenakan 
perilaku yang tidak aman. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan 
kerja adalah dengan menghindari terjadinya lima perilaku tidak aman yang telah 
disebutkan di atas. 

1-3 Kondisi tenaga kerja asing di Taiwan 
Negara 
Golongan Thailand Filipina Indonesia Vietnam Mongolia Malaysia 
Jumlah 
total 
Manufaktur 80,955 58,753 7,828 22,336 20 11 169,903
Pembantu 
Rumah Tangga 2,286 27,940 74,675 46,474 16 0 151,391
Konstruksi 9,608 1,361 45 730 0 1 11,745
Nelayan 13 833 1,773 703 0 0 3,322 
Perawat 
Rumah Tangga 32 1,167 902 293 0 0 2,394 
Jumlah total 92,894 90,054 85,223 70,536 36 12 338,755
 (Data statistik akhir tahun 2006 Biro Pelatihan Kerja Dewan Tenaga Kerja) 

1-4 Jenis kecelakaan pada beberapa bidang industri 
Manufaktur 
(termasuk elektronik, 
produksi metal dan lain-lain) 

1. terjepit, terlindas 
2. teriris, terpotong 
3. jatuh terpeleset 
4. tindakan yg tidak benar 
5. tertabrak 
6. berkontak dengan bahan yang  3
berbahaya 
7. terjatuh, terguling 
8. kejatuhan barang dari atas 
9. terkena benturan keras 
10. terkena barang yang runtuh, roboh
Elektronik (manufaktur) 
1. teriris, terpotong 
2. terlindas, tertabrak 
3. berkontak dengan bahan kimia 
4. kebocoran gas 
5. Menurunnya daya pendengaran, 
daya penglihatan 
Produksi metal (manufaktur) 
1. terjepit, terlindas 
2. tertusuk, terpotong, tergores 
3. jatuh terpeleset 
Petrokimia (minyak dan produksi batu 
bara, produksi karet, produksi karet, 
produksi plastik) 
1. terjepit, terlindas 
2. teriris, terpotong, tergores 
3. jatuh terpelest 
4. tindakan yang tidak benar 
5. tertabrak 
6. terkena benturan keras 
Konstruksi 
1. jatuh terpeleset 
2. kejatuhan barang dari atas 
3. terinjak 
4. terkena barang yang runtuh, roboh
5. berkontak dengan suhu panas, 
suhu dingin 
6. terjatuh, terguling 
7. terjepit, terlindas 
8. tertabrak 
9. tindakan yang tidak benar 
10. terkena benturan keras 
Produksi alat transportasi bidang reparasi
1. terjepit, terlindas 
2. tertusuk, terpotong, tergores 
3. terkena ledakan 

1-5 Pendidikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 
Tujuan pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja adalah mencegah 
terjadinya kecelakaan. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan adalah  4
pengambilan tindakan yang tepat terhadap tenaga kerja dan perlengkapan, agar 
tenaga kerja memiliki konsep keselamatan dan kesehatan kerja demi mencegah 
terjadinya kecelakaan. 
Tujuan keselamatan dan 
kesehatan kerja 
Melindungi kesehatan tenaga kerja, meningkatkan 
efisiensi kerja, mencegah terjadinya kecelakaan kerja 
dan penyakit. 
Berbagai arah 
keselamatan dan 
kesehatan kerja 
1. Mengantisipasi keberadaan faktor penyebab bahaya 
dan melakukan pencegahan sebelumnya. 
2. Memahami jenis-jenis bahaya yang ada di tempat 
kerja 
3. Mengevaluasi tingkat bahaya di tempat kerja 
4. Mengendalikan terjadinya bahaya atau komplikasi. 
Mengenai peraturan 
keselamatan dan 
kesehatan tenaga kerja 
Yang terutama adalah UU Keselamatan dan Kesehatan 
Tenaga Kerja dan Detail Pelaksanaan UU Keselamatan 
dan Kesehatan Tenaga Kerja. 
Faktor penyebab 
berbahaya yang sering 
ditemui 
1. Bahaya jenis kimia: terhirup atau terjadinya kontak 
antara kulit dengan cairan metal, cairan non-metal, 
hidrokarbon dan abu, gas, uap steam, asap dan embun 
yang beracun. 
2. Bahaya jenis fisika: lingkungan yang bertemperatur 
panas dingin, lingkungan yang beradiasi pengion dan 
non pengion, bising, vibrasi dan tekanan udara yang 
tidak normal. 
3. Bahaya yang mengancam manusia dikarenakan jenis 
proyek: pencahayaan dan penerangan yang kurang, 
bahaya dari pengangkutan, dan bahaya yg ditimbulkan 
oleh peralatan. 
Cara pengendalian 
ancaman bahaya 
kesehatan kerja 
1. Pengendalian teknik: mengganti prosedur kerja, 
menutup mengisolasi bahan berbahaya, menggunakan 
otomatisasi pekerjaan, menggunakan cara kerja basah 
dan ventilasi pergantian udara. 
2. Pengendalian administrasi: mengurangi waktu 
pajanan, menyusun peraturan keselamatan dan 
kesehatan, memakai alat pelindung, memasang tanda – 
tanda peringatan, membuat daftar data bahan-bahan 
yang aman, melakukan pelatihan sistem penangganan 
darurat. 
3. Pemantauan kesehatan : melakukan pemeriksaan  5
kesehatan. 
Mengapa diperlukan 
adanya pendidikan 
keselamatan dan 
kesehatan kerja? 
Menurut H. W. Heinrich, penyebab kecelakaan kerja 
yang sering ditemui adalah perilaku yang tidak aman 
sebesar 88%, kondisi lingkungan yang tidak aman 
sebesar 10%, atau kedua hal tersebut di atas terjadi 
secara bersamaan. Oleh karena itu, pelaksanaan diklat 
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dapat mencegah 
perilaku yang tidak aman dan memperbaiki kondisi 
lingkungan yang tidak aman. 
Tujuan pelatihan Agar tenaga kerja memiliki pengetahuan dan 
kemampuan mencegah kecelakaan kerja, 
mengembangkan konsep dan kebiasaan pentingnya 
keselamatan dan kesehatan kerja, memahami ancaman 
bahaya yang ada di tempat kerja dan menggunakan 
langkah pencegahan kecelakaan kerja. 
Peraturan yang perlu 
ditaati 
UU Keselamatan dan Kesehatan Kerja mengatur agar 
tenaga kerja, petugas keselamatan dan kesehatan kerja 
dan manajer wajib mengikuti pelatihan keselamatan dan 
kesehatan kerja. 
Obyek pendidikan dan 
pelatihan keselamatan 
dan kesehatan kerja 
1. Petugas keselamatan dan kesehatan kerja 
2. Manajer bagian operasional keselamatan dan 
kesehatan kerja 
3. Petugas operator mesin dan perlengkapan yang 
berbahaya 
4. Petugas operator khusus 
5. Petugas operator umum 
6. Petugas penguji kondisi lingkungan kerja 
7. Petugas estimasi keselamatan pembangunan 
8. Petugas estimasi keselamatan proses produksi 
9. Petugas penyelamat 
10. Tenaga kerja baru atau sebelum tenaga kerja 
mendapat rotasi pekerjaan. 
Jadwal dan isi program 
pelatihan 
Berbagai obyek pelatihan disesuaikan dengan peraturan 
mengenai jadwal dan isi program pelatihan. 
Prinsip analisa 
keselamatan dan 
kesehatan kerja 
Mencari penyebab dari seluruh tingkat lapisan, dari 
lapisan umum sampai dengan pokok penyebabnya, 
dicari secara tuntas, hingga dapat diketahui penyebab 
utamanya dan melakukan perbaikan.  6
Pencegahan kecelakaan 
kerja 
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, 
sebelumnya harus dimulai dari pengenalan bahaya di 
tempat kerja, estimasi, tiga langkah pengendalian, dalam 
pengenalan bahaya perlu adanya konfirmasi 
keberadaan bahaya di tempat kerja, memutuskan 
pengaruh bahaya; dalam mengestimasi bahaya perlu 
diketahui adanya tenaga kerja di bawah ancaman bahaya 
pajanan atau kemungkinan pajanan, konfirmasi apakah 
kadar pajanan sesuai dengan peraturan, memahami 
pengendalian perlengkapan atau apakah langkah 
manajemen sesuai persyaratan; dalam pengendalian 
bahaya perlu dilakukan pengendalian sumber bahaya, 
dari pengendalian jalur bahaya, dari pengendalian 
tambahan terhadap tenaga kerja pajanan, menetapkan 
prosedur pengamanan. 
Tindakan penanganan 
setelah terjadi 
kecelakaaan kerja 
Berdasarkan UU Perlindungan Tenaga Kerja dan 
Kecelakaan Kerja, pemilik usaha pada saat mulai 
memakai tenaga kerja, harus membantu tenaga kerjanya 
untuk mendaftar keikutsertaan asuransi tenaga kerja, 
demi menjamin keselamatan tenga kerja. Selain itu, 
setelah terjadi kecelakaan kerja, pemilik usaha wajib 
memberikan subsidi kecelakaan kerja, apabila pemilik 
usaha tidak mendaftarkan tenaga kerjanya ikut serta 
asuransi tenaga kerja sesuai dengan UU Standar 
Ketenagakerjaan, maka pemilik usaha akan dikenakan 
denda. 
  7
Topik 2. Data keselamatan dan kesehatan kerja di industri elektronik 

2-1 Karakteristik industri elektronik 
Karakteristik industri elektronik adalah mengoperasikan mesin atau peralatan dengan 
tenaga besar, mesin atau peralatan tersebut dapat beroperasi secara otomatis atau 
setengah otomatis atau beroperasi dengan menggunakan bahan kimia yang korosif. 
Kecelakaan kerja yang terjadi terbagi dalam 3 golongan bahaya, yaitu: bahaya kimia, 
bahaya fisik dan bahaya ergonomik. 
1. Bahaya kimia: terhirup atau kontak kulit dengan cairan metal, cairan non metal, 
hidrokarbon, debu, uap steam, asap, gas dan embun beracun 
2. Bahaya fisik: suhu lingkungan yang ekstrim panas dingin, radiasi non pengion dan 
pengion, bising, vibrasi dan tekanan udara yang tidak normal. 
3. Bahaya ergonomik: bahaya karena pencahayaan yang kurang, pekerjaan 
pengangkutan dan peralatan. 

Tabel 2-1 Benda penyebab kecelakaan dan jenis kecelakaan yang sering terjadi 
Persentase jumlah pekerja 
yang meninggal di semua 
jenis industri 
Jenis Kecelakaan Benda 
Jumlah Persentase (%)
Terjepit, terlindas 
Mesin bermotor jenis umum, alat 
penghantar bermotor, mesin 
pengangkut bermotor 
407 58,99 
Terpotong, 
teriris, tergores 
Mesin bermotor jenis umum, bahan 
baku, peralatan mesin manual, 
perlengkapan 
263 60,74 
Tertabrak 
Mesin yang dilengkapi peralatan 
pengangkut, mesin pengangkut 
bermotor, bahan baku, alat 
penghantar bermotor, mesin besar 
yang dilengkapi peralatan 
pengangkut 
236 69,62 
Kebocoran gas, 
kontak dengan 
bahan kimia 
Terhirup bahan kimia yang menguap 
keluar, kontak langsung dengan kulit 104 86,67 
Terpeleset 
Gedung dan peralatan 
pembangunan, lingkungan, mesin 
pengangkut bermotor 
230 47,13  8
2-2 Analisa kasus 
Peralatan industri eleltronik sebagian besar menggunakan listrik tegangan tinggi, 
tingkat kecelakaan yang ditimbulkan berbeda. Dari contoh kasus yang dipilih di 
bawah ini, kecelakaan yang banyak mengakibatkan kematian adalah terjepit dan 
terlindas. Jenis kecelakaan lain juga bisa menimbulkan kecelakaan yang serius. 
Dengan adanya contoh kasus di bawah ini diharapkan dapat membuat pemilik usaha 
dan pekerja mengerti akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. 
Tiga tahapan penyebab kecelakaan yang akan dianalisa: 
1. Penyebab umum : penyebab utama yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan 
keselamatan dan kesehatan kerja. 
2. Penyebab terperinci : penyebab yang mengakibatkan terjadinya penyebab 
umum. 
3. Penyebab pokok : penyebab paling dasar yang mengakibatkan kecelakaan. 
Setelah setiap tahapan penyebab dijelaskan, akan diberikan penjelasan tambahan 
mengenai kondisi lingkungan yang tidak aman dan perilaku yang tidak aman. 
i. Lingkungan yang tidak aman: pemilik usaha tidak menyediakan peralatan 
dan prosedur yang aman bagi lingkungan kerja, jadwal kerja yang tidak 
tepat, dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja yang tidak efisien, 
dan lain sebagainya . 
ii. Perilaku kerja yang tidak aman: konsekuensi dari tidak adanya budaya 
keselamatan dan kesehatan kerja, pekerja yang tidak mematuhi peraturan 
prosedur kerja, dan sikap ketidak hati- hatian dalam bekerja. 
Klasifikasi di atas dilakukan secara garis besar, dalam beberapa situasi bisa 
terjadi kecelakaan secara bersamaan, berdasarkan sudut pembicaraan bisa 
menghasilkan hal yang berbeda, sehingga ruang lingkupnya fleksibel. 
Bagian terakhir diberikan beberapa strategi perbaikan situasi untuk 
meningkatkan mutu lingkungan kerja dan menambah produktifitas. 

Kasus 1 : Terjepit terlindas 
Judul kasus : Kematian yang terjadi karena terlindas mesin pengangkut bahan baku 
di area penampungan melanism. 
Petugas operator Wanita, 25 tahun, pengalaman kerja 1,5 tahun 
Tugas kerja Menambahkan cairan obat di bak penampungan melanism 
Waktu Bulan Mei tahun X sekitar jam 5 sore 
Tempat kejadian Jalur produksi 
Peralatan atau benda 
yang menyebabkan 
terjadinya kecelakaan 
Mesin pengangkut bahan baku, tiang penopang mesin 
pengangkut  9
Urutan kejadian Pada suatu hari sekitar jam 4:30-5:00 sore, seorang manajer 
bagian produksi sebuah perusahaan elektronik sedang 
melakukan inspeksi keliling di jalur produksi melanism, 
semuanya berjalan normal. Pada malam hari jam 9:20, saat dia 
melakukan inspeksi lagi, melalui pintu depan terlihat pekerja 
jalur produksi bak penampungan melanism telah terjepit di 
antara dasar mesin pengantar bahan baku dan tiang, wajahnya 
mengarah ke bak cairan obat, melalui pengoperasian tombol 
mesin, akhirnya dia dapat dipindahkan dan dibawa ke rumah 
sakit untuk mendapatkan pertolongan, 1 jam kemudian korban 
meninggal dunia. 
Jalur produksi melanism panjangnya 11 meter, lebarnya 2,1 
meter. Peralatan yang dipakai merupakan mesin yang bekerja 
secara otomatis, jalur itu terdiri dari bak pencucian air, bak 
pencucian asam, bak penampungan melanism dan bak lainnya. 
Sepanjang sisi kanan dan kiri bak terdapat tiang 10 x 10 cm 
setiap jarak 2 meter. Jalur berjalan dibuat menempel pada tiang 
dengan jarak 1,8 meter dari lantai dan mesin pengantar bahan 
baku beroperasi di jalur berjalan tersebut (gambar 2.1). 

Analisa Tahapan penyebab Keterangan 

Penyebab umum 
1. Jalur produksi tidak memiliki peralatan isolasi 
pengamanan (gambar 2.2). (lingkungan yang tidak 
aman) 
2. Tidak membantu atau mengawasi pekerja, di seluruh 
jalur hanya ada seorang pekerja yang bekerja 
sendirian. 
3. Tidak ada pengawas keselamatan dan kesehatan kerja 
yang melakukan inspeksi. (lingkungan yang tidak 
aman). 
4. Tidak memberikan pelatihan keselamatan dan 
kesehatan kerja kepada pekerja, pengetahuan pekerja 
akan keselamatan dan kesehatan kerja masih kurang. 
(perilaku yang tidak aman). 
5. Tidak menetapkan peraturan keselamatan dan 
kesehatan kerja agar dapat ditaati oleh pekerja. 
(perilaku yang tidak aman). 
 Penyebab terperinci 1. Pemilik usaha tidak menyediakan peralatan  10
keselamatan dan kesehatan kerja yang memadai. 
(lingkungan yang tidak aman). 
2. Penyediaan tenaga kerja yang kurang sehingga tidak 
memungkinkan 2 orang pekerja bekerja secara 
bersamaan. (lingkungan yang tidak aman). 
3. Perusahaan tidak besar (jumlah tenaga kerja sedikit) 
sehingga tidak memenuhi peraturan dibentuknya 
pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja serta 
tidak adanya pengawas di tempat kerja. (lingkungan 
yang tidak aman). 
4. Perusahaan mengabaikan pentingnya pelatihan 
keselamatan dan kesehatan kerja dan tidak 
menyediakan jalur informasi yang berkaitan dengan 
keselamatan dan kesehatan kerja. (lingkungan yang 
tidak aman). 

Penyebab pokok 
1. Perusahaan tidak mempunyai perencanaan alokasi 
tenaga kerja yang terperinci di setiap 
bagian.(lingkungan yang tidak aman). 
2. Pengetahuan pentingnya keselamatan dan kesehatan 
kerja di perusahaan tidak mencukupi. (lingkungan 
dan perilaku yang tidak aman). 

Strategi 
pengendalian 
1. Membentuk petugas bagian keselamatan dan kesehatan kerja dan 
melakukan pengecekan peralatan dan pengoperasiannya secara rutin.
2. Pekerja diharuskan mengikuti pelatihan keselamatan dan kesehatan 
kerja dan memasukan contoh kasus ini sebagai materi pelajaran, 
meningkatkan pengetahuan pekerja akan keselamatan dan kesehatan 
kerja demi mencegah terulangnya kecelakaan yang sama. 
3. Menetapkan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai 
dan lolos sensor kelayakan oleh instansi terkait, kemudian 
diumumkan dan dilaksanakan secara wajib. 
4. Bagian keselamatan dan kesehatan kerja melakukan pelatihan dan 
menjalankan inspeksi prosedur kerja secara ketat. 
5. Membuat perencanaan alokasi tenaga kerja. 
6. Membuat peralatan isolasi pengamanan dan peralatan penghenti 
otomastis dalam keadaan darurat, dan lain-lain, agar pekerja 
mempunyai peralatan pelindung diri. 
  11



Gambar 2.1 Korban yang terjepit di antara dasar mesin dan tiang penopang jalur 
berjalan 


Gambar 2.2 Memasang peralatan isolasi pengamanan yang dapat mengisolasi pekerja 
Tiang penopang 
jalur berjalan 
Dasar mesin 
Jalur berjalan 
Jalur berjalan
Peralatan isolasi 
pengamanan  12
Kasus 2 : Terjepit terlindas 
Judul kasus : Kematian dikarenakan terjepit bagian bawah penghisap mesin 
pemindah lembaran ketika mengoperasikannya 
Petugas operator Seorang wakil pengawas bermarga Shen dan seorang teknisi 
bermarga Cien 
Tugas kerja 
2 orang mengoperasikan mesin pemindah lembaran secara 
bersamaan, menggunakan pisau untuk memotong lembaran 
tembaga 
Waktu Bulan Juli tahun X sekitar jam 6:40 sore 
Tempat kejadian Jalur produksi 
Peralatan atau benda yang 
menyebabkan terjadinya 
kecelakaan 
Pisau yang terganjal, alat penghisap lembaran tembaga pada 
mesin pemindah lembaran 
Urutan kejadian Pada sebuah perusahaan IT (Industri dan Teknologi), seorang 
teknisi bermarga Cien yang pada awalnya berada di bagian 
pelapisan lem, pada suatu malam mengoperasikan mesin 
pemindah lembaran bersama dengan seorang asisten insinyur 
bermarga Chai. Sekitar jam 06:40, wakil pengawas teknisi 
Shen (korban bermarga Shen) memindahkan asisten insinyur 
Chai bekerja ke bagian pengecekan lembaran, kemudian 
wakil pengawas itu mengoperasikan mesin pemindah 
lembaran bersama dengan teknisi tadi. Dalam waktu puluhan 
menit mereka memotong lebih dari 20 lembar tembaga, 
sekitar jam 7 pisau yang mereka gunakan untuk memotong 
lembaran tembaga, secara bersamaan terganjal di dasar 
lembaran tembaga (alasan terganjal mungkin disebabkan 
oleh sudut pemotongan atau mata pisau yang telah tumpul, 
sebuah pisau kira-kira memotong 70-80 lembar tembaga, 
setelah itu harus diganti dengan pisau yang baru, bila tidak 
maka pisau akan terganjal di dasar lembaran tembaga karena 
telah tumpul) . Teknisi Cien mencabut pisau itu dan mulai 
memotong lembaran tembaga lagi, wakil pengawas Shen 
mungkin terlambat mencabut pisau, selain itu karena dia 
telah memasukkan kabel nilon ke lubang tombol penggerak 
dan otomatis terangkat, karena ingin hemat waktu, dia 
memasukkan kepalanya ke bawah alat penghisap untuk 
memasang pisaunya, akhirnya kepalanya terjepit di dasar alat 
penghisap mesin pengangkat lembaran yang sedang bergerak  13
ke bawah untuk mengambil lembaran tembaga (gambar 2.3). 
Karena teknisi Cien baru 3 hari dipindahkan ke area kerja 
bagian mesin pemindah itu, dia kurang menguasai cara kerja 
mesin tersebut, sehingga pada saat itu segera berteriak 
meminta bantuan pekerja lainnya untuk mengoperasikan 
mesin pemindah lembaran dan menolong wakil pengawas 
Shen, tetapi wakil pengawas tersebut detak jantungnya telah 
berhenti dan saluran pernafasannya patah. 

Tahapan penyebab Keterangan 
Penyebab umum 
1. Pada mesin pengangkat lembaran yang mudah terjadi 
kecelakaan tidak dipasang alat isolasi pengamanan 
untuk memisahkan pekerja mendekati mesin. 
(lingkungan yang tidak aman). 
2. Pisau terganjal oleh mesin dan tidak dapat segera 
dilepaskan. (lingkungan yang tidak aman). 
3. Tombol darurat tidak terlihat secara menonjol, 
sehingga teknisi Cien tidak dapat segera menekan 
tombol tersebut untuk menghentikan mesin. 
(lingkungan yang tidak aman). 
4. Wakil pengawas memiliki pandangan yang salah 
tentang keselamatan dan kesehatan kerja, membuat 
mesin yang tadinya semi otomatis menjadi otomatis 
dan tubuhnya mendekati area pengoperasian mesin 
tersebut. (perilaku yang tidak aman). 
Penyebab terperinci 
1. Pemilik usaha tidak menyediakan sarana keselamatan 
dan kesehatan kerja yang memadai. (lingkungan yang 
tidak aman). 
2. Pisau yang tumpul sangat mudah terganjal, tidak 
menuntut perusahaan penyedia peralatan untuk 
mendesain ulang cara kerja mesin. (lingkungan yang 
tidak aman). 
3. Pengawas di jalur produksi otomatis tidak 
menghentikan perilaku tidak aman dari wakil 
pengawas Shen. (lingkungan yang tidak aman). 
Analisa 
Penyebab pokok 
1. Perusahaan tidak memasang peralatan isolasi di 
tempat yang mudah terjadi kecelakaan kerja. 
(lingkungan yang tidak aman)  14
 2. Perusahaan tidak mempunyai kebijakan yang 
menuntut agar pekerja bekerja sesuai dengan 
prosedur kerja atau melakukan perbaikan peralatan. 
(perilaku yang tidak aman). 
3. Perusahaan tidak mempunyai pengetahuan 
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja dan 
pelatihan yang mencukupi. (lingkungan dan perilaku 
yang tidak aman). 

Strategi 
pengendalian 
1. Benar-benar menjalankan pengawasan kerja, menghilangkan 
penyebab perilaku yang tidak aman dan lingkungan yng tidak aman.
2. Memberikan pendidikan dan pelatihan keselamatan dan kesehatan 
kerja di bidang pekerjaan yang diperlukan kepada pekerja. Dan 
memasukan contoh kasus ini dalam materi pelajaran, demi 
meningkatkan pengetahuan pekerja akan keselamatan dan kesehatan 
kerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang sama. 
3. Menetapkan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai 
dan lolos sensor kelayakan oleh instansi terkait, kemudian diumumkan 
dan dilaksanakan secara wajib. 
4. Bagian keselamatan dan kesehatan kerja melakukan pelatihan dan 
menjalankan inspeksi prosedur kerja secara ketat. 
5. Membuat peralatan pelindung yang memisahkan mesin dan alat 
penghenti darurat dan lain-lain, sebagai sarana perlindungan bagi 
petugas. 
6. Menjalankan sistem penghargaan dan hukuman, memaksa pekerja 
untuk mentaati prosedur standar pekerjaan. 
7. Memperbaiki prosedur pengoperasian peralatan dan menghilangkan 
masalah pisau pemotong lembaran tembaga yang terganjal. 

Gambar 2.3 Korban terjepit di antara alat penghisap dan alas datar 

Alat penghisap Alas datar mesin 
pengangkat lembaran  15
Kasus 3 : Tertabrak 
Judul kasus : Kematian dikarenakan tertabrak alat penggantung otomatis ketika 
melapisi PCB dengan nikel 

Petugas operator Laki – laki, 25 tahun 
Tugas kerja Melakukan inspeksi keliling di jalur produksi BGA PCB 
Waktu Bulan April tahun X sekitar jam 8 pagi 
Tempat kejadian Area otomatis di jalur produksi 
Peralatan atau benda yang 
menyebabkan terjadinya 
kecelakaan 
Sebuah mesin penggantung otomatis (gambar 2.4) 
Urutan kejadian Pada suatu hari sekitar jam 8 pagi, pengawas A dan pekerja 
B bersama-sama melakukan inspeksi keliling di jalur 
produksi pelapisan BGA PCB dengan nikel. Pekerja B 
mendapatkan panggilan telepon sehingga pergi ke kantor di 
depan area pemasukan bahan baku untuk menerima telepon. 
Sekitar 2 menit kemudian, dia kembali ke area di jalur 
produksi tadi dan melihat pengawas A telah terbaring 
telungkup di lantai dekat area bak pencucian air, kepalanya 
mengeluarkan darah, kepala menghadap ke bawah dan 
kakinya berada di lantai sebelah jaring pengaman, punggung 
tertutup jaring pengaman. Setelah itu dia segera dikirim ke 
rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan, tetapi tidak 
dapat diselamatkan dan meninggal dunia. 

Tahapan penyebab Keterangan 
Penyebab umum 
1. Memasuki area operasi otomatis tanpa mematikan 
mesin terlebih dahulu, ini adalah perilaku yang tidak 
aman, dapat dilihat konsep keselamatan dan 
kesehatan kerja yang tidak cukup memadai. (perilaku 
yang tidak aman). 
2. Jalur produksi tidak mempunyai pengawas lainnya 
dan tidak dilengkapi dengan peralatan perekam. 
(lingkungan yang tidak aman). 
Analisa 
Penyebab terperinci 
1. Pekerja kurang memiliki konsep keselamatan dan 
kesehatan kerja yang cukup sehingga membawa 
dirinya sendiri dalam area berbahaya (gambar 2.5). 
(perilaku yang tidak aman).  16
2. Perusahaan tidak memasang alarm peringatan 
keadaan abnormal, demi mencegah orang yang tidak 
berkepentingan memasuki area operasi. (lingkungan 
yang tidak aman). 

Penyebab pokok 
1. Perusahaan tidak memaksa pekerja mentaati prosedur 
standar kerja. (perilaku yang tidak aman). 
2. Perusahaan tidak mempunyai pengetahuan 
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja dan 
pelatihan yang mencukupi. (lingkungan dan perilaku 
yang tidak aman). 

Strategi 
pengendalian 
1. Pekerja diharuskan mengikuti pelatihan keselamatan dan kesehatan 
kerja dan memasukan contoh kasus ini sebagai materi pelajaran, 
meningkatkan pengetahuan pekerja akan keselamatan dan kesehatan 
kerja demi mencegah terulangnya kecelakaan yang sama. 
2. Menetapkan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai 
dan lolos sensor kelayakan oleh instansi terkait, kemudian diumumkan 
dan dilaksanakan secara wajib. 
3. Bagian keselamatan dan kesehatan kerja melakukan pelatihan dan 
menjalankan inspeksi prosedur kerja secara ketat. 


Gambar 2.4 Area proses otomatis tidak memasang peralatan isolasi pengamanan 

Mesin 
penggantung 
otomatis
Tidak memasang 
peralatan isolasi 
pengamanan  17

Gambar 2.5 Memasang peralatan isolasi pengamanan yang dapat mengisolasi pekerja 


2-3 Kesimpulan 

Kasus-kasus kecelakaan kerja di atas, mungkin disebabkan oleh lingkungan 
yang tidak aman atau perilaku yang tidak aman. Baik pemilik usaha dan pekerja 
bekerja sama mengaktualisasikan keselamatan dan kesehatan kerja, pekerja setiap saat 
melaporkan penyebab tidak aman di lingkungan kerja kepada pemilik usaha, pemilik 
usaha juga bertanggung jawab melakukan perbaikan lingkungan, mengoreksi perilaku 
pekerja yang tidak aman. Konsep ini tergantung pada pendidikan dan pelatihan 
keselamatan dan kesehatan kerja dalam jangka waktu panjang, hingga terbentuk 
budaya keselamatan dan kesehatan kerja, memperbaiki kondisi kerja secara tuntas, 
menjadi figur perusahaan yang baik, sehingga dapat membuat pekerja saling 
membantu, menjamin kelancaran produksi, mencapai tujuan nol kecelakaan kerja. 


  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar