0
印尼文版 Versi Bahasa Indonesia
MATERI PELAJARAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
TENAGA KERJA ASING - BIDANG ELEKTRONIK 1
Topik 1. Penjelasan mengenai sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja di Taiwan, konsep dasar mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja serta uraian jenis-jenis
kecelakaan pada bidang industri tertentu
1-1 Sistem keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
Eksekutif
Yuan
Pemerintahan
setempat
Pemerintahan
daerah / kota
Dewan
Tenaga Kerja
Biro
Tenaga Kerja
setempat
Kantor Bagian
Inspeksi
Tenaga Kerja
Perusahaan
Dewan Keselamatan dan Kesehatan
Mandor pengawas di tempat kerja
Instansi
Ketenagakerjaan
Lembaga yang
dibawahi
Pemilik Usaha
Biro
Tenaga Kerja
daerah / kota
Divisi
Administrasi
Tenaga Kerja
Divisi
Kesejahteraan
Tenaga Kerja
Pusat
Konseling
Tenaga Kerja
Asing 2
1-2 Pencegahan merupakan cara yang paling efektif
Konsep dasar mengenai keselamatan dan kesehatan kerja :
Dua hal terbesar yang menjadi penyebab kecelakaan kerja yaitu : 「perilaku yang
tidak aman」 dan 「kondisi lingkungan yang tidak aman」, berdasarkan data dari
Biro Pelatihan Tenaga Kerja, penyebab kecelakaan yang pernah terjadi sampai
saat ini adalah diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman sebagai berikut:
1. sembrono dan tidak hati-hati
2. tidak mematuhi peraturan
3. tidak mengikuti standar prosedur kerja.
4. tidak memakai alat pelindung diri
5. kondisi badan yang lemah
Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang
tidak bisa dihindarkan (seperti bencana alam), selain itu 24% dikarenakan
lingkungan atau peralatan yang tidak memenuhi syarat dan 73% dikarenakan
perilaku yang tidak aman. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kerja adalah dengan menghindari terjadinya lima perilaku tidak aman yang telah
disebutkan di atas.
1-3 Kondisi tenaga kerja asing di Taiwan
Negara
Golongan Thailand Filipina Indonesia Vietnam Mongolia Malaysia
Jumlah
total
Manufaktur 80,955 58,753 7,828 22,336 20 11 169,903
Pembantu
Rumah Tangga 2,286 27,940 74,675 46,474 16 0 151,391
Konstruksi 9,608 1,361 45 730 0 1 11,745
Nelayan 13 833 1,773 703 0 0 3,322
Perawat
Rumah Tangga 32 1,167 902 293 0 0 2,394
Jumlah total 92,894 90,054 85,223 70,536 36 12 338,755
(Data statistik akhir tahun 2006 Biro Pelatihan Kerja Dewan Tenaga Kerja)
1-4 Jenis kecelakaan pada beberapa bidang industri
Manufaktur
(termasuk elektronik,
produksi metal dan lain-lain)
1. terjepit, terlindas
2. teriris, terpotong
3. jatuh terpeleset
4. tindakan yg tidak benar
5. tertabrak
6. berkontak dengan bahan yang 3
berbahaya
7. terjatuh, terguling
8. kejatuhan barang dari atas
9. terkena benturan keras
10. terkena barang yang runtuh, roboh
Elektronik (manufaktur)
1. teriris, terpotong
2. terlindas, tertabrak
3. berkontak dengan bahan kimia
4. kebocoran gas
5. Menurunnya daya pendengaran,
daya penglihatan
Produksi metal (manufaktur)
1. terjepit, terlindas
2. tertusuk, terpotong, tergores
3. jatuh terpeleset
Petrokimia (minyak dan produksi batu
bara, produksi karet, produksi karet,
produksi plastik)
1. terjepit, terlindas
2. teriris, terpotong, tergores
3. jatuh terpelest
4. tindakan yang tidak benar
5. tertabrak
6. terkena benturan keras
Konstruksi
1. jatuh terpeleset
2. kejatuhan barang dari atas
3. terinjak
4. terkena barang yang runtuh, roboh
5. berkontak dengan suhu panas,
suhu dingin
6. terjatuh, terguling
7. terjepit, terlindas
8. tertabrak
9. tindakan yang tidak benar
10. terkena benturan keras
Produksi alat transportasi bidang reparasi
1. terjepit, terlindas
2. tertusuk, terpotong, tergores
3. terkena ledakan
1-5 Pendidikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tujuan pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja adalah mencegah
terjadinya kecelakaan. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan adalah 4
pengambilan tindakan yang tepat terhadap tenaga kerja dan perlengkapan, agar
tenaga kerja memiliki konsep keselamatan dan kesehatan kerja demi mencegah
terjadinya kecelakaan.
Tujuan keselamatan dan
kesehatan kerja
Melindungi kesehatan tenaga kerja, meningkatkan
efisiensi kerja, mencegah terjadinya kecelakaan kerja
dan penyakit.
Berbagai arah
keselamatan dan
kesehatan kerja
1. Mengantisipasi keberadaan faktor penyebab bahaya
dan melakukan pencegahan sebelumnya.
2. Memahami jenis-jenis bahaya yang ada di tempat
kerja
3. Mengevaluasi tingkat bahaya di tempat kerja
4. Mengendalikan terjadinya bahaya atau komplikasi.
Mengenai peraturan
keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja
Yang terutama adalah UU Keselamatan dan Kesehatan
Tenaga Kerja dan Detail Pelaksanaan UU Keselamatan
dan Kesehatan Tenaga Kerja.
Faktor penyebab
berbahaya yang sering
ditemui
1. Bahaya jenis kimia: terhirup atau terjadinya kontak
antara kulit dengan cairan metal, cairan non-metal,
hidrokarbon dan abu, gas, uap steam, asap dan embun
yang beracun.
2. Bahaya jenis fisika: lingkungan yang bertemperatur
panas dingin, lingkungan yang beradiasi pengion dan
non pengion, bising, vibrasi dan tekanan udara yang
tidak normal.
3. Bahaya yang mengancam manusia dikarenakan jenis
proyek: pencahayaan dan penerangan yang kurang,
bahaya dari pengangkutan, dan bahaya yg ditimbulkan
oleh peralatan.
Cara pengendalian
ancaman bahaya
kesehatan kerja
1. Pengendalian teknik: mengganti prosedur kerja,
menutup mengisolasi bahan berbahaya, menggunakan
otomatisasi pekerjaan, menggunakan cara kerja basah
dan ventilasi pergantian udara.
2. Pengendalian administrasi: mengurangi waktu
pajanan, menyusun peraturan keselamatan dan
kesehatan, memakai alat pelindung, memasang tanda –
tanda peringatan, membuat daftar data bahan-bahan
yang aman, melakukan pelatihan sistem penangganan
darurat.
3. Pemantauan kesehatan : melakukan pemeriksaan 5
kesehatan.
Mengapa diperlukan
adanya pendidikan
keselamatan dan
kesehatan kerja?
Menurut H. W. Heinrich, penyebab kecelakaan kerja
yang sering ditemui adalah perilaku yang tidak aman
sebesar 88%, kondisi lingkungan yang tidak aman
sebesar 10%, atau kedua hal tersebut di atas terjadi
secara bersamaan. Oleh karena itu, pelaksanaan diklat
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dapat mencegah
perilaku yang tidak aman dan memperbaiki kondisi
lingkungan yang tidak aman.
Tujuan pelatihan Agar tenaga kerja memiliki pengetahuan dan
kemampuan mencegah kecelakaan kerja,
mengembangkan konsep dan kebiasaan pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja, memahami ancaman
bahaya yang ada di tempat kerja dan menggunakan
langkah pencegahan kecelakaan kerja.
Peraturan yang perlu
ditaati
UU Keselamatan dan Kesehatan Kerja mengatur agar
tenaga kerja, petugas keselamatan dan kesehatan kerja
dan manajer wajib mengikuti pelatihan keselamatan dan
kesehatan kerja.
Obyek pendidikan dan
pelatihan keselamatan
dan kesehatan kerja
1. Petugas keselamatan dan kesehatan kerja
2. Manajer bagian operasional keselamatan dan
kesehatan kerja
3. Petugas operator mesin dan perlengkapan yang
berbahaya
4. Petugas operator khusus
5. Petugas operator umum
6. Petugas penguji kondisi lingkungan kerja
7. Petugas estimasi keselamatan pembangunan
8. Petugas estimasi keselamatan proses produksi
9. Petugas penyelamat
10. Tenaga kerja baru atau sebelum tenaga kerja
mendapat rotasi pekerjaan.
Jadwal dan isi program
pelatihan
Berbagai obyek pelatihan disesuaikan dengan peraturan
mengenai jadwal dan isi program pelatihan.
Prinsip analisa
keselamatan dan
kesehatan kerja
Mencari penyebab dari seluruh tingkat lapisan, dari
lapisan umum sampai dengan pokok penyebabnya,
dicari secara tuntas, hingga dapat diketahui penyebab
utamanya dan melakukan perbaikan. 6
Pencegahan kecelakaan
kerja
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja,
sebelumnya harus dimulai dari pengenalan bahaya di
tempat kerja, estimasi, tiga langkah pengendalian, dalam
pengenalan bahaya perlu adanya konfirmasi
keberadaan bahaya di tempat kerja, memutuskan
pengaruh bahaya; dalam mengestimasi bahaya perlu
diketahui adanya tenaga kerja di bawah ancaman bahaya
pajanan atau kemungkinan pajanan, konfirmasi apakah
kadar pajanan sesuai dengan peraturan, memahami
pengendalian perlengkapan atau apakah langkah
manajemen sesuai persyaratan; dalam pengendalian
bahaya perlu dilakukan pengendalian sumber bahaya,
dari pengendalian jalur bahaya, dari pengendalian
tambahan terhadap tenaga kerja pajanan, menetapkan
prosedur pengamanan.
Tindakan penanganan
setelah terjadi
kecelakaaan kerja
Berdasarkan UU Perlindungan Tenaga Kerja dan
Kecelakaan Kerja, pemilik usaha pada saat mulai
memakai tenaga kerja, harus membantu tenaga kerjanya
untuk mendaftar keikutsertaan asuransi tenaga kerja,
demi menjamin keselamatan tenga kerja. Selain itu,
setelah terjadi kecelakaan kerja, pemilik usaha wajib
memberikan subsidi kecelakaan kerja, apabila pemilik
usaha tidak mendaftarkan tenaga kerjanya ikut serta
asuransi tenaga kerja sesuai dengan UU Standar
Ketenagakerjaan, maka pemilik usaha akan dikenakan
denda.
7
Topik 2. Data keselamatan dan kesehatan kerja di industri elektronik
2-1 Karakteristik industri elektronik
Karakteristik industri elektronik adalah mengoperasikan mesin atau peralatan dengan
tenaga besar, mesin atau peralatan tersebut dapat beroperasi secara otomatis atau
setengah otomatis atau beroperasi dengan menggunakan bahan kimia yang korosif.
Kecelakaan kerja yang terjadi terbagi dalam 3 golongan bahaya, yaitu: bahaya kimia,
bahaya fisik dan bahaya ergonomik.
1. Bahaya kimia: terhirup atau kontak kulit dengan cairan metal, cairan non metal,
hidrokarbon, debu, uap steam, asap, gas dan embun beracun
2. Bahaya fisik: suhu lingkungan yang ekstrim panas dingin, radiasi non pengion dan
pengion, bising, vibrasi dan tekanan udara yang tidak normal.
3. Bahaya ergonomik: bahaya karena pencahayaan yang kurang, pekerjaan
pengangkutan dan peralatan.
Tabel 2-1 Benda penyebab kecelakaan dan jenis kecelakaan yang sering terjadi
Persentase jumlah pekerja
yang meninggal di semua
jenis industri
Jenis Kecelakaan Benda
Jumlah Persentase (%)
Terjepit, terlindas
Mesin bermotor jenis umum, alat
penghantar bermotor, mesin
pengangkut bermotor
407 58,99
Terpotong,
teriris, tergores
Mesin bermotor jenis umum, bahan
baku, peralatan mesin manual,
perlengkapan
263 60,74
Tertabrak
Mesin yang dilengkapi peralatan
pengangkut, mesin pengangkut
bermotor, bahan baku, alat
penghantar bermotor, mesin besar
yang dilengkapi peralatan
pengangkut
236 69,62
Kebocoran gas,
kontak dengan
bahan kimia
Terhirup bahan kimia yang menguap
keluar, kontak langsung dengan kulit 104 86,67
Terpeleset
Gedung dan peralatan
pembangunan, lingkungan, mesin
pengangkut bermotor
230 47,13 8
2-2 Analisa kasus
Peralatan industri eleltronik sebagian besar menggunakan listrik tegangan tinggi,
tingkat kecelakaan yang ditimbulkan berbeda. Dari contoh kasus yang dipilih di
bawah ini, kecelakaan yang banyak mengakibatkan kematian adalah terjepit dan
terlindas. Jenis kecelakaan lain juga bisa menimbulkan kecelakaan yang serius.
Dengan adanya contoh kasus di bawah ini diharapkan dapat membuat pemilik usaha
dan pekerja mengerti akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
Tiga tahapan penyebab kecelakaan yang akan dianalisa:
1. Penyebab umum : penyebab utama yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan
keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Penyebab terperinci : penyebab yang mengakibatkan terjadinya penyebab
umum.
3. Penyebab pokok : penyebab paling dasar yang mengakibatkan kecelakaan.
Setelah setiap tahapan penyebab dijelaskan, akan diberikan penjelasan tambahan
mengenai kondisi lingkungan yang tidak aman dan perilaku yang tidak aman.
i. Lingkungan yang tidak aman: pemilik usaha tidak menyediakan peralatan
dan prosedur yang aman bagi lingkungan kerja, jadwal kerja yang tidak
tepat, dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja yang tidak efisien,
dan lain sebagainya .
ii. Perilaku kerja yang tidak aman: konsekuensi dari tidak adanya budaya
keselamatan dan kesehatan kerja, pekerja yang tidak mematuhi peraturan
prosedur kerja, dan sikap ketidak hati- hatian dalam bekerja.
Klasifikasi di atas dilakukan secara garis besar, dalam beberapa situasi bisa
terjadi kecelakaan secara bersamaan, berdasarkan sudut pembicaraan bisa
menghasilkan hal yang berbeda, sehingga ruang lingkupnya fleksibel.
Bagian terakhir diberikan beberapa strategi perbaikan situasi untuk
meningkatkan mutu lingkungan kerja dan menambah produktifitas.
Kasus 1 : Terjepit terlindas
Judul kasus : Kematian yang terjadi karena terlindas mesin pengangkut bahan baku
di area penampungan melanism.
Petugas operator Wanita, 25 tahun, pengalaman kerja 1,5 tahun
Tugas kerja Menambahkan cairan obat di bak penampungan melanism
Waktu Bulan Mei tahun X sekitar jam 5 sore
Tempat kejadian Jalur produksi
Peralatan atau benda
yang menyebabkan
terjadinya kecelakaan
Mesin pengangkut bahan baku, tiang penopang mesin
pengangkut 9
Urutan kejadian Pada suatu hari sekitar jam 4:30-5:00 sore, seorang manajer
bagian produksi sebuah perusahaan elektronik sedang
melakukan inspeksi keliling di jalur produksi melanism,
semuanya berjalan normal. Pada malam hari jam 9:20, saat dia
melakukan inspeksi lagi, melalui pintu depan terlihat pekerja
jalur produksi bak penampungan melanism telah terjepit di
antara dasar mesin pengantar bahan baku dan tiang, wajahnya
mengarah ke bak cairan obat, melalui pengoperasian tombol
mesin, akhirnya dia dapat dipindahkan dan dibawa ke rumah
sakit untuk mendapatkan pertolongan, 1 jam kemudian korban
meninggal dunia.
Jalur produksi melanism panjangnya 11 meter, lebarnya 2,1
meter. Peralatan yang dipakai merupakan mesin yang bekerja
secara otomatis, jalur itu terdiri dari bak pencucian air, bak
pencucian asam, bak penampungan melanism dan bak lainnya.
Sepanjang sisi kanan dan kiri bak terdapat tiang 10 x 10 cm
setiap jarak 2 meter. Jalur berjalan dibuat menempel pada tiang
dengan jarak 1,8 meter dari lantai dan mesin pengantar bahan
baku beroperasi di jalur berjalan tersebut (gambar 2.1).
Analisa Tahapan penyebab Keterangan
Penyebab umum
1. Jalur produksi tidak memiliki peralatan isolasi
pengamanan (gambar 2.2). (lingkungan yang tidak
aman)
2. Tidak membantu atau mengawasi pekerja, di seluruh
jalur hanya ada seorang pekerja yang bekerja
sendirian.
3. Tidak ada pengawas keselamatan dan kesehatan kerja
yang melakukan inspeksi. (lingkungan yang tidak
aman).
4. Tidak memberikan pelatihan keselamatan dan
kesehatan kerja kepada pekerja, pengetahuan pekerja
akan keselamatan dan kesehatan kerja masih kurang.
(perilaku yang tidak aman).
5. Tidak menetapkan peraturan keselamatan dan
kesehatan kerja agar dapat ditaati oleh pekerja.
(perilaku yang tidak aman).
Penyebab terperinci 1. Pemilik usaha tidak menyediakan peralatan 10
keselamatan dan kesehatan kerja yang memadai.
(lingkungan yang tidak aman).
2. Penyediaan tenaga kerja yang kurang sehingga tidak
memungkinkan 2 orang pekerja bekerja secara
bersamaan. (lingkungan yang tidak aman).
3. Perusahaan tidak besar (jumlah tenaga kerja sedikit)
sehingga tidak memenuhi peraturan dibentuknya
pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja serta
tidak adanya pengawas di tempat kerja. (lingkungan
yang tidak aman).
4. Perusahaan mengabaikan pentingnya pelatihan
keselamatan dan kesehatan kerja dan tidak
menyediakan jalur informasi yang berkaitan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja. (lingkungan yang
tidak aman).
Penyebab pokok
1. Perusahaan tidak mempunyai perencanaan alokasi
tenaga kerja yang terperinci di setiap
bagian.(lingkungan yang tidak aman).
2. Pengetahuan pentingnya keselamatan dan kesehatan
kerja di perusahaan tidak mencukupi. (lingkungan
dan perilaku yang tidak aman).
Strategi
pengendalian
1. Membentuk petugas bagian keselamatan dan kesehatan kerja dan
melakukan pengecekan peralatan dan pengoperasiannya secara rutin.
2. Pekerja diharuskan mengikuti pelatihan keselamatan dan kesehatan
kerja dan memasukan contoh kasus ini sebagai materi pelajaran,
meningkatkan pengetahuan pekerja akan keselamatan dan kesehatan
kerja demi mencegah terulangnya kecelakaan yang sama.
3. Menetapkan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai
dan lolos sensor kelayakan oleh instansi terkait, kemudian
diumumkan dan dilaksanakan secara wajib.
4. Bagian keselamatan dan kesehatan kerja melakukan pelatihan dan
menjalankan inspeksi prosedur kerja secara ketat.
5. Membuat perencanaan alokasi tenaga kerja.
6. Membuat peralatan isolasi pengamanan dan peralatan penghenti
otomastis dalam keadaan darurat, dan lain-lain, agar pekerja
mempunyai peralatan pelindung diri.
11
Gambar 2.1 Korban yang terjepit di antara dasar mesin dan tiang penopang jalur
berjalan
Gambar 2.2 Memasang peralatan isolasi pengamanan yang dapat mengisolasi pekerja
Tiang penopang
jalur berjalan
Dasar mesin
Jalur berjalan
Jalur berjalan
Peralatan isolasi
pengamanan 12
Kasus 2 : Terjepit terlindas
Judul kasus : Kematian dikarenakan terjepit bagian bawah penghisap mesin
pemindah lembaran ketika mengoperasikannya
Petugas operator Seorang wakil pengawas bermarga Shen dan seorang teknisi
bermarga Cien
Tugas kerja
2 orang mengoperasikan mesin pemindah lembaran secara
bersamaan, menggunakan pisau untuk memotong lembaran
tembaga
Waktu Bulan Juli tahun X sekitar jam 6:40 sore
Tempat kejadian Jalur produksi
Peralatan atau benda yang
menyebabkan terjadinya
kecelakaan
Pisau yang terganjal, alat penghisap lembaran tembaga pada
mesin pemindah lembaran
Urutan kejadian Pada sebuah perusahaan IT (Industri dan Teknologi), seorang
teknisi bermarga Cien yang pada awalnya berada di bagian
pelapisan lem, pada suatu malam mengoperasikan mesin
pemindah lembaran bersama dengan seorang asisten insinyur
bermarga Chai. Sekitar jam 06:40, wakil pengawas teknisi
Shen (korban bermarga Shen) memindahkan asisten insinyur
Chai bekerja ke bagian pengecekan lembaran, kemudian
wakil pengawas itu mengoperasikan mesin pemindah
lembaran bersama dengan teknisi tadi. Dalam waktu puluhan
menit mereka memotong lebih dari 20 lembar tembaga,
sekitar jam 7 pisau yang mereka gunakan untuk memotong
lembaran tembaga, secara bersamaan terganjal di dasar
lembaran tembaga (alasan terganjal mungkin disebabkan
oleh sudut pemotongan atau mata pisau yang telah tumpul,
sebuah pisau kira-kira memotong 70-80 lembar tembaga,
setelah itu harus diganti dengan pisau yang baru, bila tidak
maka pisau akan terganjal di dasar lembaran tembaga karena
telah tumpul) . Teknisi Cien mencabut pisau itu dan mulai
memotong lembaran tembaga lagi, wakil pengawas Shen
mungkin terlambat mencabut pisau, selain itu karena dia
telah memasukkan kabel nilon ke lubang tombol penggerak
dan otomatis terangkat, karena ingin hemat waktu, dia
memasukkan kepalanya ke bawah alat penghisap untuk
memasang pisaunya, akhirnya kepalanya terjepit di dasar alat
penghisap mesin pengangkat lembaran yang sedang bergerak 13
ke bawah untuk mengambil lembaran tembaga (gambar 2.3).
Karena teknisi Cien baru 3 hari dipindahkan ke area kerja
bagian mesin pemindah itu, dia kurang menguasai cara kerja
mesin tersebut, sehingga pada saat itu segera berteriak
meminta bantuan pekerja lainnya untuk mengoperasikan
mesin pemindah lembaran dan menolong wakil pengawas
Shen, tetapi wakil pengawas tersebut detak jantungnya telah
berhenti dan saluran pernafasannya patah.
Tahapan penyebab Keterangan
Penyebab umum
1. Pada mesin pengangkat lembaran yang mudah terjadi
kecelakaan tidak dipasang alat isolasi pengamanan
untuk memisahkan pekerja mendekati mesin.
(lingkungan yang tidak aman).
2. Pisau terganjal oleh mesin dan tidak dapat segera
dilepaskan. (lingkungan yang tidak aman).
3. Tombol darurat tidak terlihat secara menonjol,
sehingga teknisi Cien tidak dapat segera menekan
tombol tersebut untuk menghentikan mesin.
(lingkungan yang tidak aman).
4. Wakil pengawas memiliki pandangan yang salah
tentang keselamatan dan kesehatan kerja, membuat
mesin yang tadinya semi otomatis menjadi otomatis
dan tubuhnya mendekati area pengoperasian mesin
tersebut. (perilaku yang tidak aman).
Penyebab terperinci
1. Pemilik usaha tidak menyediakan sarana keselamatan
dan kesehatan kerja yang memadai. (lingkungan yang
tidak aman).
2. Pisau yang tumpul sangat mudah terganjal, tidak
menuntut perusahaan penyedia peralatan untuk
mendesain ulang cara kerja mesin. (lingkungan yang
tidak aman).
3. Pengawas di jalur produksi otomatis tidak
menghentikan perilaku tidak aman dari wakil
pengawas Shen. (lingkungan yang tidak aman).
Analisa
Penyebab pokok
1. Perusahaan tidak memasang peralatan isolasi di
tempat yang mudah terjadi kecelakaan kerja.
(lingkungan yang tidak aman) 14
2. Perusahaan tidak mempunyai kebijakan yang
menuntut agar pekerja bekerja sesuai dengan
prosedur kerja atau melakukan perbaikan peralatan.
(perilaku yang tidak aman).
3. Perusahaan tidak mempunyai pengetahuan
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja dan
pelatihan yang mencukupi. (lingkungan dan perilaku
yang tidak aman).
Strategi
pengendalian
1. Benar-benar menjalankan pengawasan kerja, menghilangkan
penyebab perilaku yang tidak aman dan lingkungan yng tidak aman.
2. Memberikan pendidikan dan pelatihan keselamatan dan kesehatan
kerja di bidang pekerjaan yang diperlukan kepada pekerja. Dan
memasukan contoh kasus ini dalam materi pelajaran, demi
meningkatkan pengetahuan pekerja akan keselamatan dan kesehatan
kerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang sama.
3. Menetapkan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai
dan lolos sensor kelayakan oleh instansi terkait, kemudian diumumkan
dan dilaksanakan secara wajib.
4. Bagian keselamatan dan kesehatan kerja melakukan pelatihan dan
menjalankan inspeksi prosedur kerja secara ketat.
5. Membuat peralatan pelindung yang memisahkan mesin dan alat
penghenti darurat dan lain-lain, sebagai sarana perlindungan bagi
petugas.
6. Menjalankan sistem penghargaan dan hukuman, memaksa pekerja
untuk mentaati prosedur standar pekerjaan.
7. Memperbaiki prosedur pengoperasian peralatan dan menghilangkan
masalah pisau pemotong lembaran tembaga yang terganjal.
Gambar 2.3 Korban terjepit di antara alat penghisap dan alas datar
Alat penghisap Alas datar mesin
pengangkat lembaran 15
Kasus 3 : Tertabrak
Judul kasus : Kematian dikarenakan tertabrak alat penggantung otomatis ketika
melapisi PCB dengan nikel
Petugas operator Laki – laki, 25 tahun
Tugas kerja Melakukan inspeksi keliling di jalur produksi BGA PCB
Waktu Bulan April tahun X sekitar jam 8 pagi
Tempat kejadian Area otomatis di jalur produksi
Peralatan atau benda yang
menyebabkan terjadinya
kecelakaan
Sebuah mesin penggantung otomatis (gambar 2.4)
Urutan kejadian Pada suatu hari sekitar jam 8 pagi, pengawas A dan pekerja
B bersama-sama melakukan inspeksi keliling di jalur
produksi pelapisan BGA PCB dengan nikel. Pekerja B
mendapatkan panggilan telepon sehingga pergi ke kantor di
depan area pemasukan bahan baku untuk menerima telepon.
Sekitar 2 menit kemudian, dia kembali ke area di jalur
produksi tadi dan melihat pengawas A telah terbaring
telungkup di lantai dekat area bak pencucian air, kepalanya
mengeluarkan darah, kepala menghadap ke bawah dan
kakinya berada di lantai sebelah jaring pengaman, punggung
tertutup jaring pengaman. Setelah itu dia segera dikirim ke
rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan, tetapi tidak
dapat diselamatkan dan meninggal dunia.
Tahapan penyebab Keterangan
Penyebab umum
1. Memasuki area operasi otomatis tanpa mematikan
mesin terlebih dahulu, ini adalah perilaku yang tidak
aman, dapat dilihat konsep keselamatan dan
kesehatan kerja yang tidak cukup memadai. (perilaku
yang tidak aman).
2. Jalur produksi tidak mempunyai pengawas lainnya
dan tidak dilengkapi dengan peralatan perekam.
(lingkungan yang tidak aman).
Analisa
Penyebab terperinci
1. Pekerja kurang memiliki konsep keselamatan dan
kesehatan kerja yang cukup sehingga membawa
dirinya sendiri dalam area berbahaya (gambar 2.5).
(perilaku yang tidak aman). 16
2. Perusahaan tidak memasang alarm peringatan
keadaan abnormal, demi mencegah orang yang tidak
berkepentingan memasuki area operasi. (lingkungan
yang tidak aman).
Penyebab pokok
1. Perusahaan tidak memaksa pekerja mentaati prosedur
standar kerja. (perilaku yang tidak aman).
2. Perusahaan tidak mempunyai pengetahuan
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja dan
pelatihan yang mencukupi. (lingkungan dan perilaku
yang tidak aman).
Strategi
pengendalian
1. Pekerja diharuskan mengikuti pelatihan keselamatan dan kesehatan
kerja dan memasukan contoh kasus ini sebagai materi pelajaran,
meningkatkan pengetahuan pekerja akan keselamatan dan kesehatan
kerja demi mencegah terulangnya kecelakaan yang sama.
2. Menetapkan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai
dan lolos sensor kelayakan oleh instansi terkait, kemudian diumumkan
dan dilaksanakan secara wajib.
3. Bagian keselamatan dan kesehatan kerja melakukan pelatihan dan
menjalankan inspeksi prosedur kerja secara ketat.
Gambar 2.4 Area proses otomatis tidak memasang peralatan isolasi pengamanan
Mesin
penggantung
otomatis
Tidak memasang
peralatan isolasi
pengamanan 17
Gambar 2.5 Memasang peralatan isolasi pengamanan yang dapat mengisolasi pekerja
2-3 Kesimpulan
Kasus-kasus kecelakaan kerja di atas, mungkin disebabkan oleh lingkungan
yang tidak aman atau perilaku yang tidak aman. Baik pemilik usaha dan pekerja
bekerja sama mengaktualisasikan keselamatan dan kesehatan kerja, pekerja setiap saat
melaporkan penyebab tidak aman di lingkungan kerja kepada pemilik usaha, pemilik
usaha juga bertanggung jawab melakukan perbaikan lingkungan, mengoreksi perilaku
pekerja yang tidak aman. Konsep ini tergantung pada pendidikan dan pelatihan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam jangka waktu panjang, hingga terbentuk
budaya keselamatan dan kesehatan kerja, memperbaiki kondisi kerja secara tuntas,
menjadi figur perusahaan yang baik, sehingga dapat membuat pekerja saling
membantu, menjamin kelancaran produksi, mencapai tujuan nol kecelakaan kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar